Blogger Widgets

Rabu, 25 September 2013

Aku, Kamu, dan Hujan.. #Chapter 8

#Chapter 8

Rio menengok ke belakang. Merasa ada yang aneh.
“Kayaknya, ada yang lagi liatin gue deh..” ucapnya sambil lirik kanan kiri.
Rio menggelengkan kepalanya, dan berjalan kembali untuk masuk ke dalam mobilnya.

BRAKK!!
Rio berhasil menghempaskan tubuhnya ke kursi dibelakang kemudi.
“Tidur siang enak, nih..” ujarnya diiringi senyuman yang lebar.

Tiba-tiba, Rio melirik kaca spion mobilnya, saat merasa melihat sekelebat (?) bayangan yang tiba-tiba melewati mobilnya.
“Siapa tuh?” ucapnya. Sejurus kemudian, Rio mengangkat bahunya. Tak perduli dengan hal ini. Lalu ia menenggelamkan diri dengan bersandar di sandaran kursi mobilnya, dan terlelap.

Oh tidak!
Rio! Cepat bangun, Yo! Bangun!
Rio banguuuuun!!!

“Rasain lo!”
Oh, Rio! Se-nyenyak itukah tidurmu? Sampai kamu tidak menyadari, bayangan tadi ternyata seseorang, yang kali ini telah berhasil membuat ban mobilmu bocor!
Ah, Rio...

*

Ada yang aneh... Shilla merasa ada sesuatu hal yang buruk.
Entah itu apa. Shilla tidak tahu.
Shilla melirik Ify  di sebelahnya.
Tumben sekali, gadis itu kelihatannya sedang tidak focus memperhatikan pelajaran di depan, (walaupun Shilla tau, dia juga sedang tidak focus).

Shilla memperhatikan Ify yang terlihat.. agaknya murung, sambil menunduk ke bawah. Lebih tepatnya, Ify memperhatikan layar handphonenya.

“Kenapa, Fy?” Sahut Shilla bertanya. Rasanya, bibirnya sudah gatal sekali untuk bertanya pada sahabatnya itu.

“Eh..” Ify menyadari Shilla memperhatikannya. Buru-buru ia menggeleng, “Gak kenapa-napa, Shill.” Jawab Ify dengan senyumnya yang terlihat... canggung?
Shilla menaikan sebelah alisnya saat melihat Ify yang terlihat buru-buru menyembunyikan handphonenya dari Shilla.
Shilla menggeleng pelan, “Gak mungkin, Fy. Pasti ada apa-apa. Iya, kan?” Shilla menyipitkan matanya menyelidik.
Ify menghembuskan nafasnya.
Memang susah ya, jika berbohong pada sahabat sendiri.
Mau, bagaimanapun, tetap saja sahabatmu itu ingin tau yang sebenarnya.

Masa iya, aku harus kasih tau hal ini ke Shilla?, batin Ify.

“Fy...” Panggil Shilla. Masih memasang muka ingin tahunya.
“Eh.. itu, anu..”

“Shilla, Ify! Sedang apa kalian?!”
Shilla dan Ify langsung mendongak dan mebenarkan posisi duduk saat mendengar Dosennya yang memanggil.

“Bukan apa-apa kok.” Jawab Shilla mewakili.
Gadis itu lalu kembali berkutik dengan buku dan memperhatikan penjelasan dari dosennya.

Ify sendiri, malah kembali menunduk. Ia memperhatikan kembali layar handphonenya itu.
Lalu menghembuskan nafasnya dengan berat.

From : Daddy

Fy, Daddy dan Ayahnya Gabriel sudah memutuskan, kamu dan Gabriel akan segera melangsungkan pertunangan sekitar 2 minggu lagi.
Kamu pasti senang bukan?
I love you, my little daughter..

*

“Baik, cukup untuk pelajaran hari ini. Jangan lupa kerjakan tugas kalian! Selamat siang.”

Shilla memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.
“Kenapa, lo?”
Shilla menoleh pada Ify yang berseru tadi, “Gue pusing.” Jawab Shilla.
“Ha? Kalo gitu, ayo kita ke UKS.” Ujar Ify.
Ify beranjak dari duduknya, dan mencoba untuk membantu Shilla berdiri.

“EH, Fy!” Seru Shilla yang menghentikan niat Ify tadi.
“Gue bukan pusing gara-gara sakit. Gue pusing gara-gara kebanyakan tugas, non!”
Ify langsung nyengir lebar, “Sori, gue kira lu sakit.” Ucapnya.
“No what what.” Jawab Shilla. Ify hanya mengangguk-ngangguk saja karena jawaban aneh Shilla itu.
“Yuk ah, balik! Udah sepi nih kelas.” Ucap Shilla.
“Jangankan kelas, kampus aja udah mulai sepi.” Sahut Ify.
“Kok aneh?” sahut Shilla.
“Aneh apanya?” tanya Ify tak mengerti.
“Eh, gak jad—UPPP!!”
“Shill—UPPP!!!”

“Apa-apaan ini!!!” Shilla memberontak dari seseorang.
Saat di tikungan (?) tadi, tiba-tiba ada yang membekap mulut Shilla dan juga Ify! Dan menahan tubuh mereka.
Kira-kira, sekitar empat orang.
“Siapa kalian?” Ify juga memberontak!
“Gak usah banyak omong! Cepet bawa mereka!” titah salah seorang dari mereka, yang Shilla yakini adalah boss mereka.
Tapi, siapa itu? Shilla tidak bisa melihat siapa orang itu! Ify juga begitu.
Dan tiba-tiba, semuanya gelap…

*

Gabriel melirik jam tangannya. Ia berjalan dengan tergesa-gesa.
“Sial!” Gabriel menggenggam handphonenya dengan kuat.
Tadi, Gabriel menerima sms entah dari siapa, yang jelas, sms itu berisi pesan yang sangat meng- eu.. menjijikan menurut Gabriel.
Orang itu, menyuruh Gabriel untuk ke taman belakang, jika ia mau dua orang gadis yang di sandera oleh ‘si sms misterius’ itu di bebaskan.
Dan Gabriel yakin, dua orang gadis itu adalah Shilla, dan Ify.

“HEY!!” Gabriel berteriak pada sebuah gerombolan di pojok taman. Ia yakin, mereka adalah orang-orang yang menyandera (?) Shilla dan Ify.
Beberapa diantara mereka menoleh.
Mata Gabriel melebar saat melihat siapa yang ada diantara mereka.
Sedangkan Shilla dan Ify merasa lega saat mengetahui Gabriel datang.

“Selamat datang, Gabriel..” ucap orang itu dengan nada meremehkan!
Rahang Gabriel mengeras. Tangannya mengepal dengan kuat.

“Lepasin mereka, Cakka!!” teriak Gabriel.
Ha? Oh.. ternyata Cakka pelakunya!
“Oh.. santai dong, boss.” Ucap Cakka.

Gabriel menghampiri mereka.
Tiba-tiba saja, ia di hadang oleh dua orang!
Oh, Sion dan Riko. Gabriel terseyum remeh.
“Mau apa kalian?” ucapnya sok tidak tahu.
“Kalo lo mau nyelametin mereka, lawan kita dulu!” jawab Sion dengan mantap.
Lagi-lagi Gabriel tersenyum remeh.
Dan..
BUG!
Satu jurus saja, Sion berhasil dibuat tersungkur olehnya.
Riko memandangnya tajam, dan..
BUG!!
Riko yang tadinya mau melawan, malah terkena pukulan dari Gabriel duluan.

Gabriel menepuk-nepuk telapak tangannya (?) untuk membersihkannya dari.. darah Riko dan Sion.
Riko dan Sion sendiri meringis kesakitan karena bogem mentah dari Gabriel yang membuat sudut bibir mereka mengeluarkan darah.

“Gak sia-sia Taekwondo gue udah sabuk merah.” Ucap Gabriel bangga.
“Sabuk merah aja bangga!” sahut Septian yang kini masih setia memegangi Shilla dan Ify.
Gabriel mengangkat sebelah alisnya. Cakka mau nyulik kok niat gak niat gini sih? Kenapa Shilla dan Ify gak di taliin di sebuah kursi, kayak di film-film? Eh, ini malah di pegangin sama Septian begitu. Haha, dasar aneh!, batin Gabriel. Ia jadi tertawa kecil.
“Heh ngapain lo senyum-senyum begitu?” sahut Cakka yang melihat tingkah aneh Gabriel.
“Mau lo apa sih, Cak?” sahut Gabriel yang tak memperdulikan pertanyaan Cakka.
“Yang gue mau?” Cakka berjalan mendekati Gabriel. Lalu cowok itu beralih ke telinga kanan Gabriel.
Gabriel sendiri sudah panas dingin gara-gara tingkah Cakka itu. Ih.. mau ngapain sih, ni anak?

“GUE MAU SHILLA!!!” Tegas Cakka tepat di sebelah telinga kanan Gabriel.
Gabriel menyeringai. “Gak akan pernah bisa!!” tegasnya dengan penuh tekanan.
BUG!!!
Satu bogem berhasil mendarat di pipi kiri Gabriel.
Tak mau ketinggalan, Riko dan Sion bangkit kembali. Dan membantu Cakka untuk menghabisi Gabriel.

“Gabrieeeel!!!” teriak Shilla dan Ify khawatir. Namun sayang, cengkraman Septian di tangan mereka sangat kuat! Sulit untuk di lawan.

Duh, Rio mana sih? Yo.. cepet sini, bantu Gabriel…, batin Shilla.

BUG!!!
Gabriel tak mau kalah, ia membalas pukulan Cakka dan teman-temannya itu.
Dan terjadilah baku hantam diantara mereka.

“Shilla, Ify, cepat larikan diriii!!!” teriak Gabriel memerintah pada Shilla dan Ify.
“Tapi elo gimana, Yel?” sahut Ify.
“Tinggalin gue! Cepet pergi!!!” sahut Gabriel.
“Ayo, Fy..” ujar Shilla.
Ify mengangguk lalu…
“AAAAAA….” Septian berteriak hebat saat merasa tangannya kesakitan karena di gigit oleh dua gadis cantik itu, yang kini Septian anggap adalah Drakula karena gigitan mereka yang mantap.
“Sial! Jangan kabur kalian!!!” teriak Septian yang mencoba mengejar Shilla dan Ify yang kini mulai menjauh.
Gabriel sendiri masih bersikeras melawan Cakka, Riko, dan Sion.

*

Tok.. Tok.. Tok..
TOK.. TOK.. TOK.. TOK…

Rio terbangun dari tidurnya saat menyadari suara ketukan yang keras di kaca mobilnya.

“Hoaaammm…” Rio merenggangkan tubuhnya. lalu mengucek matanya perlahan.
Ah, berapa lama anak ini tertidur? Sampai ia sepertinya tidak menyadari hal apapun  yang terjadi selama ia tidur.

Rio melirik kaca di sebelahnya.
Disana, ada seorang gadis cantik yang sedang mengetuk kaca mobil Rio –sedari tadi-.
Rio tersenyum lebar melihat gadis itu malah memanyunkan bibirnya.
“Hallo, Shill..” Ucap Rio.
Shilla tidak menghiraukan ucapan Rio.
Rio sendiri bingung melihat mulut Shilla cuap-cuap tidak jelas di luar sana.
Sedetik kemudian, Rio menepuk jidatnya.
Bodoh!

Rio langsung membuka pintu mobilnya. Shilla pun agak mundur dari pintu mobil Rio.

“Duh, sori, Shill. Gue kelupaan hehe...” ucap Rio merasa bersalah.
“Iyadeh, sebodo. Yang jelas, sekarang lo harus bantu Gabriel! Sekarang!” ujar Shilla penuh penekanan.
“Gabriel? Kenapa dia?” tanya Rio.
Shilla menepuk jidatnya. “Udah, buruaaaan..” titahnya.
Alis Rio bertautan melihat Shilla yang berkata seperti itu. Dari nada bicaranya, Shilla terdengar seperti minta tolong secepatnya.
Ada apa sih?
Rio berkutik dengan perasaan bingungnya sendiri.

“Yo, kenapa bengong? Udah cepet anter Shilla pulang, sana.”
Ah, Rio baru menyadari ternyata ada Ify yang berdiri di samping Shilla.

Shilla menoleh cepat pada Ify,  “Kok lo nyuruh gue pulang sih, Fy? Gabriel gimana?” tanya Shilla tak terima.
“Gue yakin Gabriel baik-baik aja. Mendingan lo pulang sana, Shill. Biar aman.” Ujar Ify.
“Lha, elo gimana, Fy?”
“Gue mau tunggu Gabriel aja, Shill.” Jawabnya.

“Ada apa sih, Fy? Kok kayaknya kalian ketakutan banget gitu?” Tanya Rio pada Ify.
Shilla dan Ify sama-sama menggelengkan kepala.

“Udah, ayo cepet cabut!” Titah Shilla yang langsung memutari mobil Rio, dan membuka pintu penumpang, dan duduk dengan manis.
Rio mengangkat bahunya. “Lo mau bareng, Fy.” Tawar Rio, yang sebenarnya.. bertanya sih.

“Enggak! Udah buruan sana!” Ify mendorong tubuh Rio, sehingga pemuda itu berhasil masuk ke dalam mobil.

Ify sendiri langsung berlari ke arah Gabriel yang ternyata, baru saja berjalan memasuki area parkir.
Rio memperhatikan mereka berdua.
Lebih tepatnya, memperhatikan Gabriel. Cowok itu jalannya terlihat tergopoh-gopoh. Dan wajahnya juga... bonyok?  Ada apa sih?
Hello… siapapun, please kasih tau gue, apa yang sebenarnya terjadi!!, Rio membatin sendiri.

“Yo! Cepetan napa!” Shilla jadi keki sendiri melihat Rio.
“Eh, iya, Shill.” Rio memasukkan kunci mobilnya ke dalam lubang kunci, dan memu--- tunggu! Ada yang aneh!
Rio merasa ada yang aneh di bagian belakang mobilnya.

“Tunggu bentar, Shill.” Rio pamit keluar dulu dari mobilnya, untuk mengecek keadaan mobilnya itu.
Shilla sendiri harap-harap cemas menunggu Rio.

Rio memperhatikan keadaan mobilnya dengan detail. Lalu ia beralih ke ban belakangnya yang terlihat aneh.
Rio berjongkok untuk memeriksa ban mobilnya itu.

“Sial! Bannya bocor!” Rio berdecak kesal menyadari hal itu.
Dan sialnya, bukan hanya satu yang bocor. Tapi dua-duanya! Dua ban bagian belakang bocor!
Dan, yang lebih sialnya lagi, Rio lupa tidak membawa ban cadangan.

“Shill, bannya bocor.”  Ucap Rio. Lagi-lagi merasa bersalah pada gadis itu.
Shilla geleng-geleng kepala. Merasa apes sekali ia, hari ini.

Gadis itu segera keluar dari mobil Rio. “Terus gimana dong?” tanya Shilla.
Rio menggeleng, “Gue juga gak tau. Mana gue gak bawa ban serep (?).  Jadi gue harus nunggu orang bengkel ke sini.” Jawabnya.

“Ada apa?”
Rio dan Shilla sama-sama menoleh mendengar suara itu.
Ternyata, Gabriel sudah berdiri di balik punggung Shilla. Bersama Ify juga tentunya.

“Ban mobil Rio bocor, Yel. Dan Rio lupa bawa ban cadangan.” Jawab Shilla.

Rio dapat melihat Gabriel tersenyum lebar mendengar jawaban dari Shilla.
“Yaudah, kalo gitu, pulang bareng gue aja. Sama Ify juga.” Ujar Gabriel.
Shilla melirik Rio sebentar.

“Udah, sana. Bareng dia aja. Emang lo mau nunggu lama?” kata Rio.
Oh, tentu saja Shilla mau!
Shilla mau kok menunggu lama dengan Rio. Tapi, kenapa waktunya tidak tepat seperti ini? Di saat dia justru harus pulang secepatnya!
“Sori ya, Yo.” Ucap Shilla. Rio hanya mengangguk.
“Tapi, nanti sore jadi kan?” tanya Rio.
Shilla mengangguk, “Gue duluan..” pamit Shilla, seraya berjalan beriringan dengan Ify.
Rio hanya mengangguk dan tersenyum.

Rio menatap Gabriel yang masih berdiri di hadapannya.
Gabriel menggeleng-gelengkan kepala, “Gue harap, lo jauhin Shilla!” tegas Gabriel.
Mata Rio membulat mendengarnya.
“Maksud lo?”
“LO GAK BISA JAGA DIA DENGAN BAIK! Mending lo pergi dari hidup dia!” tegas Gabriel lagi.
Rio semakin tidak mengerti.
“MAKSUD LO APA?!” tuhkaaan.. Rio jadi emosi.

“Yel.. Ayo cepet!”
Gabriel dan Rio sama-sama menoleh saat mendengar suara cempreng Shilla.
Gabriel berbalik, dan berjalan menuju mobilnya. meninggalkan Rio yang masih berdiri mematung dengan kebingungannya.

“HEY! Ada apa ini?”

*

“Gue gak habis pikir sama Cakka..”
Gabriel yang duduk di depan, menoleh pada Shilla yang duduk di belakang bersama Ify.
“Kenapa anak itu masih aja ngejar gue, ya?” lanjut Shilla.
Gabriel mengangkat bahunya. Kali ini pandangannya mengarah ke jalan raya di depannya. “Entahlah. Mungkin dia gila.” Jawab Gabriel sekenanya.
“Hush! Jangan ngomong gitu!” sahut Ify.
“Oya, memangnya, Cakka itu siapa sih?” tanya Ify.
Shilla menatap Gabriel. Gabriel menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengisyaratkan Shilla untuk tidak berkata apa-apa.
“Bukan siapa-siapa kok, Fy.” Jawab Shilla.
“Hey, kalian ini sahabat gue kan?” sahut Ify merasa tidak puas dengan jawaban Shilla. “Kenapa kalian gak mau ngasih tau? Kalian gak percaya sama gue, Ha?” lanjut Ify dengan nada yang meninggi.
“Nanti kita pasti cerita kok, Fy. Tapi bukan sekarang.” Sahut Gabriel.
Shilla mengangguk menyetujui.
“Hhh.. okelah..” Ucap Ify.

*

To be continued!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
PiscesLeo? Blogger Template by Ipietoon Blogger Template