Blogger Widgets

Minggu, 01 September 2013

“ASHILLA!” #7

Iel melihat kesana kemari untuk mencari meja yang kosong. Hari ini tak seperti biasanya, hari ini perpustakaan dipenuhi oleh banyak siswa. Entah ada angin apa. Iel tersenyum lebar saat melihat 2 buah kursi lengkap dengan mejanya yang masih kosong.

“ayo Shill, disana aja” ucap Iel sambil menarik tangan Shilla. Shilla menganggukan kepalanya.
‘ini kak Iyel betah amat ya pegangin tangan gue? Tapi gapapa kok, gue seneng haha…’ batin Shilla.

Setelah sampai di meja.


“kak Iyel” panggil Shilla.
“hem…” iyel hanya berdehem.

“Tangan gue kak” ucap Shilla yang langsung membuat Gabriel bingung. Shilla melirik kearah tangannya yang di genggam Iyel.

“aduh sorry Shill…” Iyel langsung melepaskan genggamannya dan mengalihkan pandangannya kesamping kirinya.

‘aduh, melting gue’ batin Gabriel.

“yaudah ayo duduk” ujar Gabriel seraya duduk dikursi dan diikuti Shilla didepannya.

“yaudah, sekarang lo yang nulis gue yang kasih tau isinya ya”. Shilla langsung melengo.

“lho? Kan disuruh cari jawabannya di buku perpus kak.” kata Shilla. Gabriel hanya tersenyum miring.

“jadi lo gak percayain gue ya Shill?” tanya Iyel dengan nada yang bisa dikatakan 'kecewa'.

“eh engga kak bukan gitu maksud gue. Maksudnya kan… Maksudnya….” ucap Shilla gantung.
“apa?” tanya Gabriel dengan tatapan membunuh.

“emang… lo bisa kak?” tanya Shilla hati-hati.

“wah gitu lho Shill sama gue. ngerendahin gue lu. Yaudah deh kalo gak mau dibantuin” ucap Gabriel ngambek dan langsung berdiri dari duduknya.


“eh… Mau kemana kak?” Shilla menarik tangan Gabriel dan memaksanya untuk duduk lagi. Gabriel menghembuskan nafasnya.

“lo kan gak mau gue bantuin. Yaudah mending gue keluar” jawab Gabriel sedikit sebal.
“eh enggak gitu kak. Maaf deh maaf.” jawab Shilla masih menarik tangan Gabriel. Gabriel merasa kasihan melihat wajah Shilla yang seperti orang madesu(?)

“yaudah deh, demi lo.” ucap Gabriel lalu kembali duduk dikursinya. Senyum lebar terlihat dari bibir manis Shilla.

“lepasin dong tangan gue'nya. Ciyee banget lo pengen megangin gue” ucap Gabriel yang langsung membuat Shilla ‘dagdigdug hatiku…. Wacaw! Cinta cinta cinta dating padaku..’ #ehabaikan!

“ups maaf kak” Shilla langsung salting dan menundukkan kepalanya.
“ciyee banget yang mukanya merah mateng” goda Gabriel.

‘ha? Muka gue merah? Mampus! Malu banget gue!’ batin Shilla.

“iih... Kak Iyel apaan sih” jawab Shilla sambil memanyunkan bibirnya. Iyel hanya cekikikan.

“sebenernya itu tuh suatu anugerah tau Shill. Tuhan ngijinin Lo biar bisa megang tangan seorang pangeran yang Ganteng, Baik, Cerdas, rajin menabung dan tidak sombong kayak gue. dan tadi sempet gue yang genggam tangan lo. Itu tuh suatu berkah dan anugerah tau gak?” jelas Gabriel dengan narsisnya—“
“lo harusnya bersyukur” lanjutnya. Shilla cengo.

‘ternyata bukan gue doing yang narsis’ pikir Shilla

“idih... PD bener lo kak” kata Shilla.

“gakpapa yang penting gue Kece” jawab Gabriel sambil terkekeh kecil.
“ih gak nyambung”

“ yang penting gue Ganteng” jawab Gabriel.

“tapi seganteng gantengnya elo, lebih Cantikan gue” ucap Shilla.

“wah makin gak nyambung Shill” kata Gabriel.
“Hahahaha……..” Mereka tertawa lepas.


“heh!!!” teriak seseorang sambil melempar duit.

Penulis : eh daripada duitnya dilempar, mending buat saya aja.
Shilla : enggak, ini tuh buat gue.
Iyel : udah berisik. Ini buat gue aja
 Description: http://static.ak.fbcdn.net/images/blank.gif
Guru : woy! Duit gue itu…

Ternyata itu adalah guru pengurus Perpustakaan. Ia melemparkan spidol pada ShiEl.
 

Pembaca : eh katanya duit?
Penulis : ah mata duitan lo!! #okeh!abaikan.

“hey kalian tau kan ini PERPUSTAKAAN. BUKAN PASAR!” ketus Guru itu dengan penuh penekanan. Shilla dan Iel menggigit bibir bawah mereka karena ketakutan liat muka guru itu.

“ma... Maaf bu” ucap Gabriel sedikit gugup. Guru itu melotot dan mendelik sebal lalu kembali ke asalnya.
“huft….” Shilla dan Gabriel langsung bernafas lega.

“elo sih kak” ucap Shilla sewot.
“idih.. Kok lo salahin gue sih? Lo kan juga ketawa.” jawab Gabriel gak kalah sewot.
“lo!”

“lo!”

“lo!”

“lo!”

“lo!”

“DIAAAAAMMMMMMM...!!!!!" teriak seseorang dengan nada yang menakutkan.
“mampus!” gumam ShiEl.
“kalo kalian cuma mau ribut, mending kalian keluar dari sini!” kata Guru itu dengan muka yang sudah ber-apiapi sampai jenggot kambing aja kebakar --"

“i…iya bu maaf” jawab ShiEl.
akhirnya Guru itu kembali ke alamnya--"

iel dan Shilla bernafas lega lagi.
“udah ah Shill, sekarang serius ya” ucap Gabriel.

“iyadeh kak.lagian gue takut guru itu dateng lagi. Terus marah-marah, ntar gimana kalo muka gue keliatan gugupnya + takut, terus gimana kalo fans-fans gue jadi pada kabur karena kecantikan gue hilang 0.001% karena ketakutan. Nanti reputasi gue jadi cewek Kece Cantik Beautiful hilang 0,0001 % dong? Hiuf….” ucap Shilla panjang lebar sembari bernarsis ria.

Iyel sedikit cengo mendengar ucapan Shilla.

‘ini anak narsis gak ketulungan’ batin Iyel.

“yaudah lah kak, ngeliatin gue'nya biasa aja. Gue tau gue itu Cantik Beautiful. Tapi gak segitunya liatin gue'nya kak” ucap Shilla mendramatisir.

“narsis” gumam Iyel.
“lo juga narsus! udah ah.. Cepetan kak, entar keburu bel lho” kata Shilla yang langsung mengambil kertas itu.

“yaudah, soal nomor 1 apa?" tanya Iyel siap dengan otaknya.
Shilla pun membacakan soalnya dan dijawab oleh Iyel.

“oh kalo itu isinya blablabla….”  jelas Iyel.

bukannya ditulis, Shilla malah bengong.
‘kak, lo tuh gak cuma punya tampang yang ganteng. Tapi lo juga punya otak yang cerdas. Lope lope deh kak’ batin Shilla sambil senyum-senyum ngeliatin Iyel.

“eh, kok malah liatin gue sih? Bukannya lo tulis jawabannya” Iyel menyadari dirinya sedang ditatap Shilla. Shilla tak bergeming, ia malah semakin menatap Iyel dengan kagum.

“aduh Shilla, gue tau gue gantengnya kebangetan tapi please jangan bikin gue ngeri gini dong” ucap Iyel yang merasa Shilla terlalu banget ngeliatinnya. Shilla pun tersadar.

“eh ada apa kak?" ucap Shilla tiba-tiba.
“tuh, ada ayam makan gajah" jawab Iyel ngasal.

“mana kak mana?" tanya Shilla antusias sambil clingak-celinguk.
“cantik-cantik aneh lo. Masa iya ada ayam makan gajah” jawab Iyel sambil terkikik. Shilla hanya cemberut.
Lalu mereka kembali mengerjakan tugas.


***

bel pulang telah berkumandang(?)
semua murid-pun pulang ke rumah Ayam.

#enggadeng kerumah masing-masing.

“huwaaah…. Capek” ucap Shilla lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya.

‘tok.. Tok.. Tok..’ pintu diketuk.

“non... Non Shilla…” panggil bi Ijah.

“iya bi.” jawab Shilla masih dengan posisinya.

“ada yang nyariin non tuh diluar" ucap bi Ijah. Shilla langsung bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu dan membuka pintunya.
“siapa bi?” tanya Shilla.

“ah udah bibi gak usah jawab. Biar saya yang kesana” lanjut Shilla dan langsung melangkahkan kakinya.
 Bibi malah mematung didepan pintu kamar Shilla, karena tadi ia udah nganga dan mau menjawab, tapi malah dipotong sama Shilla. #sabar ya bi. *pukpuk—“

shilla membuka pintu depannya dan berjalan menuju gerbang.

“Shilla…. Shilla…” teriak orang tersebut.
“Shilla…. Shilla…” lanjutnya.

“ia tunggu bentar..” jawab Shilla lalu membuka pintu gerbangnya.


“kak Cakka?” shilla terlihat heran melihat Cakka yang kini ada didepannya. Cakka hanya tersenyum.

“kak Cakka kok ada disini?” tanya Shilla.

“hehe… Gue kan lagi maen disini sama anak-anak CRAG” jawab Cakka. Shilla menengok ke kanan dan kiri.
“mana yang lainnya?” tanya Shilla.

“mereka lagi dirumah” jawab Cakka. Shilla hanya manggut-manggut.

“ngapain lo kesini kak?” tanya Shilla -lagi-

“mau ngajak lo maen sepeda” jawab Cakka sambil melirik kearah sepedanya. Shilla ikut melirik dan berpikir sejenak.

“mau gak?” tanya Cakka. Shilla mengangguk.

“yaudah gue ganti baju dulu ya, sama ngambil sepeda dulu ya” jawab Shilla lalu melangkahkan kakinya masuk.

“eh… Tunggu Shill” shilla langsung menghentikan langkahnya dan menengok ke arah Cakka.

“lo gak usah bawa sepeda.” ucap Cakka. Shilla mengeritkan dahinya.

“biar gue bonceng” ucap Cakka. Shilla tersenyum dan segera masuk kedalam rumah.

***

“udah Siap?” tanya Cakka yang melihat Shilla sudah ada di depannya. Shilla mengangguk.

“udah kak”

“yaudah ayo naik” ujar Cakka, Shilla pun naik dibelakang Cakka.




“kita mau kemana kak?” tanya Shilla yang kini perjalanan mereka sudah lumayan cukup jauh.

“kak Cakka…” ulang Shilla memanggil Cakka lagi. Yang dipanggil tak bergeming dan tetap mengayuh sepedanya.

“kaaaak….” Teriak Shilla yang udah gemes.
“apasih Shill?” jawab Cakka malas dan masih mengayuh sepedanya.

“lo kok gue panggil dari tadi gak nyaut sih?” tanya Shilla.

“lo berat banget ya Shill” ucap Cakka tanpa memperdulikan pertanyaan Shilla tadi.

“ih masa sih? Wah masa seorang Ashilla Cantik nan Beautiful jelita badannya berat sih? Omegoot…” ucap Shilla lebay.

“etdah narsis lo kambuh.” tanggap Cakka.

“udah minum obat belom lu?” lanjut Cakka  mengejek. Shilla memanyunkan bibirnya.

“eh maksud lo apaan kak? Ini tuh penyakit yang dianugerah kan tuhan buat orang yang unyu kayak gue.” ketus Shilla.
“ckckck… serah lo ah” pasrah Cakka.

Shilla tersenyum penuh kemenangan. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke sekelilingnya.

“kak kita mau kemana?” tanya Shilla. Cakka tak bergeming.


“sampai….” teriak Cakka. Shilla langsung cengo ngeliat pemandangan disitu.

“waah… Bagus banget kak” ucap Shilla kagum Cakka hanya tersenyum.

Kini mereka sedang ada di atas bukit. Yaa…Bukan bukit sih, itu cuma dataran tinggi aja.
 Description: http://static.ak.fbcdn.net/images/blank.gif
shilla turun dari sepeda Cakka, ia berlari sedikit lalu merentangkan tangannya seperti Rose di film Titanic.
Cakka menghampirinya.


“ngapain lo Shill?” tanya Cakka yang langsung membuat Shilla terkejut.

“ah elah lu kak, jangan ganggu dulu dong. gue kan lagi mendalami peran gue di film Titanic” ucap Shilla.
“ha?”

shilla hanya tersenyum.

“naik lagi yuk Shilla” ajak Cakka lalu menarik tangan Shilla.

“ih kak Cakka apaan sih? Gak mau ah gue mau disini aja.” ketus Shilla sambil melepaskan tangannya.
“yaudah, lo pulang sendiri aja ya” jawab Cakka lalu ngeloyor pergi. Shilla tersadar lalu berlari mengejar Cakka.
“kak Cakka tunggu….” teriaknya.
Setelah itu mereka menaiki lagi sepedanya.


“Shill, berani gak?” tantang Cakka sambil melirik ke bawah dengan dagunya. Shilla sedikit miris melihat dataran rendah itu. Shilla meneguk salivanya.

“berani dong” jawab Shilla, sepertinya ia tak sadar dengan jawabannya.
“oke deh, pegangan ya” ujar Cakka. Shilla meneruti kata Cakka. Dan…


“wuuuussssshhhhh”



“aaaaaaaaaa…………” jerit Cakka & Shilla histeris.


“hosh… Hosh... Hosh…” keduanya terengah-engah.

“kak Cakka tadi itu KEREENNNN………..” teriak Shilla.
“haha... Iya bener Keren bangeet..." teriak Cakka.
Keduanya tersenyum.
Shilla berdiri di sepeda Cakka. Tangannya memegang pundak Cakka.

“kak, gue boleh teriak ga?” tanya Shilla.
“moggo” jawab Cakka.
Perlahan-lahan Shilla merentangkan tangannya.

“aaaaaaaaaa……..” Shilla berteriak sekencangnya. Ia tersenyum lega.

‘enak banget abis teriak lepas gitu. Serasa plong' batin Shilla.
Shilla tersenyum lalu kembali berpegangan pada pundak Cakka.
Tapi tiba-tiba.

“wah gawat kak! kak Cakka ayo cepetan kak” Shilla panic sambil menepuk- tepuk pundak Cakka.

“ada apa Shill?” tanya Cakka.
“itu kak cepetan ada gug gug” jawab Shilla.
“gug gug?” Cakka terlihat bingung.

“aduh itu kak ada anj*ng ngejar kita” jawab Shilla semakin panic.

“ha?” Cakka langsung terkejut dan menengok kearah belakang.

“aaaaa….. mama tolong Cakka” teriak Cakka sambil mengayuh sepedanya dengan cepat. Shilla langsung terduduk dan berpegangan erat.

“aduh mama plis tolong Shilla, shilla gak mau diterkam anj*ng itu ma… Shilla takut” Shilla komat-kamit gak  jelas.

‘Gug Gug Gug’ suara anj*ng itu semakin mengeras dan mendekati Cakshill.
Cukup lama CakShill di kejar-kejar sampe keliling-keliling entah kemana.

“huft… akhirnya anjingnya pulang” ucap Shilla lega.

“iya bener, gue udah takut banget” ucap Cakka.

“kayaknya tuh anjig sirik deh sama kecantikan gue, atau dia ngepens sama gue makanya dia ngejar-ngejar gitu” kata Shilla gaje. Cakka melengos.

“idih mau aja lu punya fans anjing haha” ledek Cakka. Shilla hanya memanyunkan bibirnya.


“eh eh… kak Cakka awaaaasssss”  teriak Shilla.
“eh, eh eh” sepeda cakka mulai tak seimbang.

tiba-tiba Sebuah motor melaju dengan kencang dan….


‘BUK!’


“aww,” pekik Shilla dan Cakka.
Cakka yang melihat Shilla langsung menghampirinya.

“Shill, lo gapapa?” tanya Cakka cemas. Shilla tak merespon, ia tetap saja merintih kesakitan.

“aduh Shill, kaki lo berda…..” belum selesai Cakka bicara tiba-tiba saja Cakka ditarik seseorang.

“heh bocah! Kalo main sepeda tuh yang bener dong lu! Liat liat jalan noh” bentak seseorang yang mengendarai motor tadi. Ia bertubuh kekar dan menakutkan. Seperti preman.

“ma..maaf bang. sa..saya gak sengaja, tadi sepeda saya tiba-tiba susah diseimbang’in” jawab Cakka gugup.

“ah bodo amat! heh! Liat tuh motor kita lecet dan masuk got. Lo harus tanggung jawab!” bentak preman yang satunya.

Shilla masih ditempatnya dengan kesakitan dan memandang Cakka yang memang jaraknya lumayan jauh.

“heh lo tau gak siapa kita?! kita preman disini!” ucap teman preman tadi. Cakka semakin gugup.
preman 1 melepas tangan Cakka, ia mengepal tanganny dan siap memeluk Cakka. Eh menonjok Cakka. Cakka menelan salivanya dalam-dalam, keringat dingin mulai keluar.

‘mati gue!’ batin Cakka. Shilla yang melihat itu ikut ketakutan. Shilla mencoba bangun untuk membantu Cakka, tapi rasanya sulit sekali.
dan..

Cakka memejamkan matanya karena ketakutan. Dan….


‘DUG! bush(?)’


hey kenapa ini?
‘eh kok gue gak ngerasa sakit ya? muka gue, muka gue kok baik-baik aja? Wah jangan-jangan gue udah disurga’ batin Cakka.
Cakka membuka matanya perlahan-lahan.

“Gabriel, Alvin, Rio” Cakka terkejut.
“kalian kok….” ucap Cakka tak percaya.

Gabriel, Alvin dan Rio hanya tersenyum.

‘tunggu, berarti mereka tolongin gue. tadi mereka nahan tangan preman itu. kalian emang sobat gue’ batin Cakka sambil memperhatikan temannya satu-satu

“heh apa-apaan kalian hah! berani sama kita!” ucap preman itu.
CRAG kembali gugup. Keringat dingin mulai keluar dari pelipis mereka.

Tiba-tiba Rio menengok kebelakang.
“Shilla” gumam Rio. Ia mendapati Shilla yang kini sedang mencoba bangun tapi kesusahan.
Rio langsung berlari menghampirinya.
“eeh yo mau kemana lo?” teriak Alvin. Rio tak menjawab dan semakin mencepatkan larinya.
“wah… kayaknya teman kalian yang satu itu takut tuh haha” ucap Preman 1
“ia. Makanya dia lari” ucap preman 2
“heh apaan maksud lo hah!” Cakka angkat bicara.
“oh dia berani kayaknya” ucap preman itu
“heh lo berani sama gue hah? Lo pikir gue berani sama lo!” tantang Cakka. Iel dan Alvin langsung menengok kearahnya. Preman itu tertawa puas.
“haha… berarti lo gak dong” ledek preman itu. Cakka hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

**
“Shill, lo gapapa?” tanya Rio saat sudah mendekati Shilla.
“engga papa kak. Kakak ko ada disini?” jawab+tanya Shilla.
“udah ntar biar gue certain. Sekarang lo ikut gue yuk” ajak Rio.
“kemana kak?” tanya Shilla.
“lo masuk mobil dulu biar aman. Gue sama anak-anak mau urusin dulu preman itu.” Jawab Rio. Shilla mengangguk. Rio langsung menggendong Shilla ke mobil Gabriel yang berada tidak jauh dari tempatnya.

“Shilla, gue kesana dulu ya” ucap Rio saat sudah mengantar Shilla. Rio menutup pintu mobil, tapi Shilla menahannya.
“kak” panggil Shilla sambil menahan pintu mobil. Rio menengok.
“hati-hati ya” lanjut Shilla sambil tersenyum. Rio tersenyum simpul dan mengangguk.

***


“hahaha….” Preman itu masih tertawa
“eh yo, lo kemana aja sih” bisik Alvin saat Rio sudah dating lagi.
“udah deh urusin dulu ini” jawab Rio
“eh lo berani sama gue hah?” tantang Gabriel. Preman itu berhenti tertawa dan melotot sambil memperlihatkan tubuh kekarnya.
Gabriel menelan salivanya dalam.

“heh! Kalo lo berani sama gue, nih lawan temen gue!” ucap Gabriel ngaco sambil menunjuk kearah Alvin.
“lho? Kok gue sih yel?” Alvin bingung dan ketakutan.
“udah lawan aja” jawab Gabriel lalu melangkahkan kakinya ke belakang.
“heh apaloh hah! Lo pikir gue takut sama lo? Hah? Gue tuh gak berani sama lo tau gak!” ucap Alvin berteriak. Preman itu saling berpandangan dan tertawa lagi.
“haha… dasar cemen. Heh cungkring! Sini lo” ledek preman itu, lalu ia menunjuk kearah Rio. Rio kaget dan cengo.
“aduh bang sorry bang, gue bukannya takut, tapi gue ini kan cungkring. Bisa-bisa ntar gue mati dilipet elu bang” ucap Rio memelas.
“udah deh abisin aja mereka” ucap preman 2
“haha iya bener.” Jawab preman yang satunya.
“wah kayaknya kita harus pake jurus jitu nih” bisik Gabriel pada teman-temannya. Mereka mengangguk.
“satu…” ucap Cakka. Mereka melangkahkan satu kaki mereka kebelakang.
“dua…” lanjut Rio. Mereka semakin ke belakang.
“tigaa….” Teriak Alvin dan…
“LARIIIIIII” teriak mereka ber-4 dan  langsung saja berlari.
“hey tunggu woy!” teriak preman tersebut.

“aaaaaa…..” jerit mereka masih tetap berlari kencang.
“aduh, mereka udah deket bro” ucap CAkka.
“yel.. mobil lo disimpen dimana sih?” tanya Alvin sambil mengusap keringatnya.
Iyel langsung cengo. “gue lupa Vin” jawabnya watados.
“ah… ayo gue tau kok” ucap Rio dan langsung berlari kencang dan diikuti teman-temannya.

**


“mereka kemana ya? Aduh gue takut terjadi apa-apa” gumam Shilla cemas.

0 komentar:

Posting Komentar

 
PiscesLeo? Blogger Template by Ipietoon Blogger Template