Blogger Widgets

Kamis, 13 Oktober 2016

Love Silently (Ketika Cinta Tak Terucap)

Bagaimana rasanya, ketika kau sulit terlepas dari cinta pertamamu, cinta yang pertama kali kau rasakan dalam hidupmu, yang memberi hidupmu penuh warna.
Kau tak bisa melepas pandanganmu darinya. Melepas bayangnya. Dan yang lebih parah, kau tidak bisa melepas cintamu untukknya.
Bodohnya, perasaan itu hanya bersarang dalam hatimu. Dan enggan untuk kau ungkapkan.
Ini menyesakkan! Ini menyiksa!
Pikir mu ingin melupakannya. Meninggalkan rasa yang semakin lama semakin besar porsinya. Namun hatimu tetap kokoh mempertahankannya. Membuatnya bertahan untuk waktu yang lama.
Kau tahu, hal ini menyesakkan. Tapi kau terlalu takut. Kau bilang, kau takut dia enggan menerima hatimu. Kau takut dia mengacuhkan perasaanmu.
Namun, bagaimana bisa ia tahu kalau kau mencintainya, jika untuk mendekatinya saja kau tak mampu.
Hatimu berdegup kencang bila melihatnya. Melihat matanya, hidungnya, dan lekukan di bibir manisnya.
Dan ketika hatimu mencoba mencari hati yang lain. Mereka hanya singgah sejenak di hatimu. Dan semua kembali menjadi miliknya. Milik cinta pertamamu, yang menempati ruang dengan luas.
Kau lelah. Kau ingin menyerah. Namun hatimu tetap kokoh meski mulai menangis.
Meski ia telah bersama wanita lain, perasaanmu tetaplah sama. Tak berkurang sedikitpun.
Ini lebih dari sekedar tegar. Jika ada kata lain yang lebih menggambarkan perasaan setegar ini, mungkin cocok untuk memakainya.
Mencintai diam-diam membuatmu merasa paling menyedihkan di dunia. Dan paling egois di dunia. Bahagia yang kau rasakan sendiri, serta sakit yang juga kau rasakan sendiri, hanyalah sebuah perasaan semu yang tak berguna. Perasaan semu yang tak kunjung menemui arti yang sebenarnya.
Bagaimana kau melepasnya dalam hatimu, ketika perasaan itu malah semakin meluas, melebar melampaui batas.
Semakin besar kau bertekad melepasnya, semakin besar pula hatimu untuknya.
Tidak semua cinta butuh balasan. Tapi, dapatkah kau terus bertahan, dengan cinta yang tulus mendalam, namun terabaikan tanpa jawaban.
Dan ketika kau benar-benar merasa lelah. Kau benar-benar ingin menyerah. Cinta sepihak yang kau rasakan sendiri, bertahun-tahun memendamnya sendiri, mulai letih dan benar-benar ingin berhenti.

Ketika rasa itu akhirnya memudar, meninggalkan celah yang mulai melebar, seseorang datang dengan pesona yang mengagumkan.
Semakin lama, celah itu mulai terisi olehnya. Oleh orang baru yang membuat hatimu bergetar bila melihatnya.
Berawal dari sebuah canda, yang akhirnya tumbuh menjadi cinta. Berawal dari sebuah tawa, dan tumbuh menjadi rasa.
Semakin lama, rasamu tumbuh membesar untuknya. Meninggi hingga menggapai langit di ujung samudera.
Senyumnya menggetarkan hatimu, suaranya menyejukkan hatimu, dan tawanya, sungguh indah menggelitik jiwamu.
Dengan matanya yang menyipit menggemaskan, hidungnya yang mancung, serta tubuh tinggi kurusnya, dan bibirnya yang tak henti menyunggingkan senyum mempesona.
Dan saat itu juga, ia menjadi sebuah berlian diantara tumpukan emas. Menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Yang kau tahu, dialah yang terindah. Dialah yang paling mengagumkan.
Ketika ia benar-benar bersarang penuh di hatimu, ketika hatimu penuh dengan bunga, ketika wajahmu penuh senyum bahagia, sebuah kabar yang sudah cukup lama kau ketahui, kembali teringat dalam sunyimu.
Ia, seseorang yang kau cintai, telah lama mencintai wanita lain. Wanita yang telah lama menetap di hatinya.
Sama seperti perasaanmu pada cinta pertamamu, ia mencintai dalam diam untuk waktu yang lama. Menanti sebuah cinta untuk terjalin bersama.
Kau mencintainya, kau menunggunya, tapi ia mencintai orang lain, dan menunggu orang lain.
Ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain, hatimu penuh luka yang sulit disembuhkan. Bagai tersayat samurai panjang yang sangat tajam, mencabik dengan sadis, merobek hingga luluh lantak.
Beribu puisi cinta ia ciptakan, hanya untuk seorang wanita di ujung sana. Yang membuatmu terkulai lemah, terserang cinta yang lagi-lagi hanya sepihak.
Ketika cinta yang telah lama kau tunggu, pergi tanpa jawab yang pasti, dan akhirnya kau berhenti. Meniti kembali cinta yang baru, yang ternyata tetap membuat hatimu nyeri.
Kau dan dia, mencintai seseorang dalam diam untuk waktu yang lama. Mencintai dengan tulus meski tak terbalas.
Kau tahu betul, cinta yang terdalam untuk waktu yang lama sangat sulit di lepaskan. Dia tidak mungkin dengan mudah melepas wanita itu dari hatinya. Kau sendiri, tidak mudah menyingkirkan wanita itu dari hatinya, dan berlari masuk ke dalam hatinya.
Rindu yang terus menggelitik dalam hatimu, hanya mengambang dalam angin yang enggan berhembus. Angin yang enggan membawa rindumu padanya, yang hanya akan terbalas oleh sebuah pengabaian.
Dia mencintai wanita lain!
Tegas angin kepadamu.
Hatimu terluka. Mengeluarkan tetesan pilu tanpa penghentian.
Hingga langit menyadarkanmu, dari kisah kasih yang tak tersampaikan.
Meski bumi lebih mencintai matahari, bulan tetap mencintai sang bumi dan mengejarnya tanpa henti. Ketika ia menjadi bulan yang sangat mencintai sang bumi, kau hadir menjadi sebuah bintang, yang selalu memberinya cahaya dalam kegelapan.
Jadilah seperti sang bintang. Tetap mencinta dengan tulus, menemani bulan menikmati setiap detik kala malam.
Jadilah seperti senja kala petang. Memberi keindahan lembayungnya dalam kanvas langit yang maha luas. Tulus, tanpa harus memaksa langit agar terus mendekapnya.
Jadilah seperti angin yang berhembus dengan lembut. Tulus memberi kesejukkan, tanpa harus memperlihatkan diri dan haus akan pengakuan.
Biarlah cintamu terus mengalir. Layaknya air yang mengalir dengan tenang.
Karena ketika Tuhan berkata dialah jodohmu, dialah pendampingmu yang paling tepat, kau akan bersatu dengannya, dalam cinta yang luar biasa.

Cinta yang tulus tidak layak terbalas dengan pengabaian yang dangkal. Cinta tulusmu haruslah terbalas dengan cinta yang jauh lebih indah. Cinta yang jauh lebih indah dari yang kau bayangkan.


-MN-
 
PiscesLeo? Blogger Template by Ipietoon Blogger Template