Blogger Widgets

Minggu, 01 September 2013

“ASHILLA!” #9

“ASHILLA!” #9


“ha? Jadi lo suka sama kak Cakka?”

“Siviaaaa…!! Jangan berisik dong ish!”

“oh iya sorry” jawab Sivia

“lo beneran suka ya?” tanya Sivia hati-hati. Pricilla hanya mengangguk dan menundukkan kepalanya karena mukanya yang udah merah malu.


“Vi, lo mau gak bantuin gue?” pinta Pricill. Sivia langsung menatap Pricilla.

“bantu apa?” tanyanya.

“bantuin gue dapetin Cakka. Dan jauhin Cakka dari Shilla”


‘ha? ya Allah.. Gue bisa gak ya?’ batin Sivia.

“Vi.. Loe kok malah bengong sih?” Pricilla menggoyangkan pundak Sivia.
“eh enggak kok.” elak Sivia.
                                                         
“lo mau kan bantuin gue?” ulangnya.
Sivia hanya mengangguk dengan canggung

**

“udah ah.. jangan ledek gue!” ucap Shilla.
Semua langsung menahan tawanya.

“oiya kak Alvin” panggil Shilla.

“iya, kenapa?” tanya Alvin.
“makasih ya buat puisinya” ucap Shilla sambil melempar senyum jitunya.

“jadi lo udah baca puisi dari gue?” Alvin tersenyum lebar.

“iya. Waktu itu puisinya jatoh, dan gue malah ngambil kertas kosong” jelas Shilla. Masih ingat dengan kertas kosong itu? Buka part 4 deh. *eh

Gabriel, Cakka, Rio saling berpandangan. ‘Alvin-bikinin-puisi-buat-Shilla? Puisi-apa?’. Mungkin itu arti tatapan mereka.

“Puisi apaan Shilla?” ify mulai tertarik dengan perbincangan AlShill. Shilla menengok kearahnya.
“besok gue bawa deh” jawab Shilla.

“lo suka gak sama puisinya?” tanya Alvin seperti ingin membanggakan dirinya.
“suka kok kak, suka banget. Puisinya bagus” jawab Shilla memuji Alvin. Alvin tersenyum kemenangan dan melirik Gabriel, Cakka, Rio.

I’m WIN” bisiknya.

Cakka Rio Gabriel memandang Alvin. ‘maksud-lo?’ .

Alvin hanya tersenyum lagi. Senyuman licik. Lalu melirik lagi kea rah Shilla.
“terus jawabannya apa?” tanya Alvin. Shilla terlihat cengok.

“jawaban? Jawaban apa? Emang puisi itu soal matematika ya?” tanya Shilla polos.
Alvin melengos. ‘WHAT? Shilla gak ngerti maksud puisi gue gitu?’ batin Alvin.

Kali ini giliran Cakka, Rio, Gabriel yang tersenyum puas.

***

nananana… (anggap bel)

istirahat (cepetamat-_-)

“Shilla…” panggil seseorang. Shilla terdiam, sepertinya ia mengenali suara itu.

“Shill, kantin yuk!” ajak seseorang.
Shilla mendongakkan kepalanya.

“eh, kak Cakka, kak Alvin.” kaget Shilla
“kagak usah kaget gitu dong Shill” ucap Alvin.

“ehehe.. Kalian ngapain disini?” tanya Shilla.
“ngajak ke kantin” jawab Alvin dan Cakka.

"tapi, gue mau kantin bareng mereka." jawab Shilla sambil menunjuk sobat-sobatnya. Ify,Sivia,Pricilla.
CakkAlvin melirik ke arah mereka.
"yaudah, kantin bareng aja" ujar Alvin.

"Shilla pake pelet apa sih? Nyampe 2 cowok itu ke sini-sini segala" bisik Pricilla pada Sivia yang ada di dekatnya.
"udah ah jangan so' udzon. Ayo kantin" Sivia langsung bangkit dari duduknya. Dan berjalan mengikuti Shilla dkk.

***

@canteen
.

“eh, kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin” tawar Cakka.
“biasa aja…” jawab Gabriel dan Rio hamper bersamaan.
“Alvin? Shilla? Ify? Sivia?” tanya Cakka.
Pricilla melengo. “WHAT? Nama gue manaa?’ gerutunya dalam hati.
“oh iya, Pricill?” tambah Cakka.
“gue pesen sendiri aja deh kak” jawab Shilla. Pricill mnengok kea rah nya.
“gue juga” ucapnya cepat.
“kak Cakka gak bakal tau selera kita, biar kita pesen aja sendiri” ujar Ify lalu di angguki Sivia. Cakka hanya ngangguk-ngangguk.
“eh kodok lo mau pesen apa?” tanya Gabriel yang ada di sebelah Alvin.
Alvin diam tak bergeming, sambil terus membaca komiknya.
“heh! Kodok” tegur Rio.
Sivia mengambil komik yang menutupi muka Alvin. Dan kyaaaaa…

“heh! Ngapa lo molor? Woy bangun woy!” teriak Cakka nyampe seisi kantin ngeliatin. Alvin langsung terlonjak dan bangun.
“hey ada apa hey?” tanya Alvin gaje. Semuanya memandang Alvin ngeri.
Bayangin aja, masa iya tidur paling Cuma 3 menitan tapi danau yang di buat udah luas buanget  --“ (do you know danau yang dimaksud?)

Selang beberapa menit, pesanan pun dating.
“heyhoo… pesanan dating…” ucap Cakka sambil menaruh nampan yang berisi banyak makanan.
“horeeee….” Koor RAG layaknya anak TK –“
Dengan sigap mereka langsung mengambil pesanan mereka masing-masing dengan berebutan kayak emak-emak yang ikut pembagian sembako. -_-
SIPS hanya tersenyum geli melihat tingkah kakak kelasnya itu.

“Eh, besok kita tanding basket. Kalian nonton ya” ucap Gabriel

“pasti dong kak” koor SIPS

“dukung gue ya Shill” kata Cakka sambil melirik Shilla.
Shilla hanya tersenyum sambil mengangguk.

“kok dukung lo doang sih? Ini kan tanding basket. Bukan catur. Jadi dukung timbasket sekolah kita dong” ujar Rio yang merasa tak suka dengan ucapan Cakka.

“iya iya…” Cakka menanggapinya dengan tak acuh.
Gabriel melirik kea rah Rio. Tatapannya seperti bicara ‘gak-usah-diperpanjang.’.
Rio mengangguk mengerti.

“Shilla.. Shilla… makannya hati-hati dong. Jadi belepotan gitu kan bibirnya” Cakka mengambil tissue dan mengelap  bibir Shilla.
Shilla hanya cengengesan menanggapinya.

“gue jadi gak nafsu makan nih” ucap Pricilla sambil mengaduk asal bakso’nya.

“Shill.. Ikut gue yuk!” Pricilla tiba-tiba menarik lengan Shilla.
“eh Priss, mau kemana?” tanya Ify. Pricilla tak menanggapinya, ia malah langsung membawa(?) Shilla pergi.

“si Shilla mau di bawa kemana tuh?” tanya Alvin sambil menatap kepergian shilla Pricilla.

“Fy, kayaknya kita harus susul mereka deh” usul Sivia dan langsung mendapat anggukan dari Ify.

“kak.. Kita duluan ya..” pamit Ify dan langsung ngacir.


“samperin yuk” ajak Cakka.

“Jangan Kka. Itu urusan cewek” Gabriel menahan tangan Cakka.

“iya Kka. Udah kita disini aja” ujar Rio.
Cakka pun kembali ke tempat duduknya.


**

“Pricilla lepasin!” erang Shilla sambil melepaskan cengkraman(?) Pricilla.

“Pricill lo apa-apaan sih?” Shilla kini mulai naik darah dengan kelakuan kasar Pricilla padanya.

“gue pengen ngomongin sesuatu Shill sama lu” jawab Pricilla lalu menarik tangan Shilla sehingga mereka duduk di kursi taman.

“apa?”

‘em.. Gue langsung to the point aja deh’ pikir Pricilla.


“lo suka sama Cakka?”

‘DEG!!’

‘kenapa Pricill tanya begitu?’ batin Shilla.

“Shill..”

“i..iya Priss?”

Pricilla menatap Shilla. Sedangkan Shilla malah kebingungan dan menunduk.

“Please Shill. Jauhin Cakka” ucap Pricilla. Kini dengan nada yang lirih.
Shilla menengok ke arah Pricilla.
Pricilla menundukkan kepalanya.

“asal lo tau Shill. Semenjak ada lo, Cakka jadi berubah sama gue” lanjut Pricilla. Shilla semakin terlihat penasaran.

“maksud lo?” tanya Shilla.

“lo suka sama Cakka?” tanya Pricilla -lagi-.
Shilla terdiam.

“gue tanya! Lo suka sama Cakka?” ulang Pricilla.

“Shill… Jawab” pinta Pricilla.



“gue aneh sama lo Shill. Padahal, lo kan anak baru. Tapi kok bisa langsung deket gitu ya sama mereka? Terus banyak yang ngejar-ngejar lu” ucap Pricilla.

“lo pake pelet apasih?” lanjutnya.
Shilla terbelalak.

“maksud lo apaan sih Priss!” Shilla merasa dirinya di harga dirinya ter-injak-injak #ceilah—“

“gue peringatin lagi sama lo! Jauhin Cakka.” bentak Pricilla mengalihkan pembicaraan.

“gue gak suka lo deket-deket sama dia!” lanjutnya

Shilla menaikan sebelah alisnya. “lho? Emang kenapa?”

“karna gue CINTA SAMA CAKKA!" jawab Pricilla lalu pergi meninggalkan Shilla begitu saja.
Shilla hanya melengo sendiri.

“Shill…” panggil Ify dan Sivia lalu menghampiri Shilla.

“lo gakpapa?” tanya Ify.

Shilla tersadar lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“Pricill ngomong apa sama lo?” tanya Sivia hati-hati. Shilla tersenyum masam.

“cerita aja” ujar ify.

“pricill mint ague jauhin Cakka” jawab Shilla. Ify dan Sivia langsung terbelalak.

“gue udah yakin, pasti Pricill bakal omongin ini semua.” Ucap Sivia.

“pricill pasti cemburu gara-gara lo deket sama Cakka” ucap ify.

“maybe” tanggap Shilla.

“Pricill tuh emang dari dulu ngejar-ngejar Cakka. Dari Smp. Tapi, nyampe sekarang Cakka gak peka sama perasaannya” jelas Ify. Sivia langsung melotot kea rah ify.

“dari Smp? Demi apa Fy? Gue baru tau tadi lho” umpat Sivia. Ify terkikik.

“lo lupa sama Oik ya? Si biang gossip di smp kita itu lho. dia yang ceritain di kelas gue. Gue sama Oik kan dulu sekelas” jelas Ify.

“wah parah tuh si pricill, kenapa dia gak ngomong ke kita dari dulu. Kita kan sahabatnya” Sivia meremas-remas tangannya. Shilla dan ify jadi tertawa melihatnya.

“dan begoknya lagi, kenapa gue baru tau sekarang?” lamjutnya.

“itu sih DL” jawab Ify. Sivia hanya manyun.
Senyum Shilla kembali mengembang di bibirnya. Setelah tadi ia merasa gelisah dengan ucapan Pricilla, banyangkan aja. ‘JAUHIN CAKKA’ omegoot… secara gitu ya, Shilla gitu lho. Bukannya sombong. Tapi kan dari dulu juga bukannya Shilla yang deketin Cakka, tapi Cakka’nya yang ngedeketin Shilla.
 Tapi kedeketan mereka kan ke tidak sengajaan. Mereka kan bisa deket gitu gara-gara insiden Alvin dan Shilla itu.

“jadi, lo semua kenal Cakka sejak Smp?” tanya Shilla.

“iya, Cakka tuh kakak kelas kita di Smp” jawab Sivia. Shilla Cuma manggut-manggut.

“oiya Shill, lo jangan pernah bohongin kata hati lo ya” pesan Ify.
Shilla lamgsung menengok kea rah Ify.

“maksud lo?” tanya Shilla. Ify tersenyum tipis.

“lo jangan pernah bilang Tidak kalo hati lo bilang Iya” jelas ify. Shilla semakin bingung dengan ucapan ify.
“lo pasti ngerti kok entar” ucap Sivia sambil merangkul pundak Shilla. Shilla mengangguk canggung.

“yaudah, masuk kelas yuk. Udah bel tuh" ajak Sivia.

***


“Shilla…” panggil seseorang.
Shilla yang sedang berjalan menghentikan langkahnya.
Ia menengok ke asal suara.


“kak Cakka?” shilla sedikit terkejut.

“pulang bareng yuk!” ajak Cakka sambil langsung saja menarik lengan Shilla.

“tunggu kak” ucap Shilla.
Ia langsung melepaskan lengannya dari genggaman Cakka. Cakka terlihat bingung.

“kenapa Shill?”

“gue.. Gue udah di jemput” jawab Shilla gugup.

‘demi Sahabat Shill. Gapapalah pulang ngesot(?), yang penting sahabat senang. Lagian, gak bikin ke cantikan lo luntur kok’ batin Shilla. #lah?apa hubungannya sih Shill?#

“em.. Yaudah deh. Gue temenin ya nunggu jemputannya” tawar Cakka.

‘mampus! Gimana mau nunggu di jemput? Orang mobil gue lagi dipake’ batin Shilla.

“enggak usah deh Kak. Gue bisa sendiri kok” tolak Shilla.
Cakka semakin bingung dengan tingkah Shilla. Biasanya kan dia gak pernah nolak kalo di ajak pulang bareng. Apalagi sama cowok super keren. Macam cakka itu lah.


“hm.. Tapi bareng ke parkiran boleh dong?” tanya Cakka penuh harap.
‘idiih.. si Cakka kepengen banget ya bareng gue? Nasib orang kece’ pikir Shilla. Shilla mengangguk kecil. Lalu berjalan beriringan dengan Cakka.

Ternyata eh tenyata…… 
ada sepasang mata yang sedang memandangi CakShill-
siapa kah dia? Pasti tau dong.

‘Shilla susah banget sih dibilanginnya!” kesalnya.

***

Keesokan harinya.

Hari ini adalah hari pertandingan Basket.
SMA CNI melawan SMA tetangga. SMA Kusuma.

Suasana terasa riuh dan ramai seperti pasar.
Mereka mendukung tim basket sekolah mereka masing-masing.
Pertandingannya di indoor, jelas saja suara-suara teriakan begitu jelas terdengar.

“ayoo kak Cakka, Iel, Alvin, Rio….” teriak SIPS
“eh, kak Rizky jugaaa…” tambah Shilla.

para pemain mulai memasuki lapangan.
Kini para pemain saling berhadapan dan siap untuk memperebutkan si bulat orange itu.

‘PRIITT…’


suara klakson, eh suara pluit telah di tiup oleh sang wasit.
Permainan pun di mulai.

“ayo, yang keras suaranya. Biar mereka makin semangat” ujar Sivia dengan semangat 45’nya.

“ayo kak Cakka….” teriak Shilla dan Pricilla berbarengan.
Mereka saling berpandangan.

Pricilla memandang Shilla dengan tatapan devil.
Sedangkan Shilla langsung memalingkan wajahnya, dan kembali ke aktifitas semula.

“Semangat kak Iel… ayo kak Iel…” teriak Shilla.

Iel melirik kearah tempat duduk penonton, dimana Shilla duduk.
Iel tersenyum bahagia karna Shilla memanggil-manggil namanya, dan dibalas senyuman termanis juga oleh Shilla.
CRA terlihat bingung dengan Gabriel.
Lalu mereka kembali bermain.

“ayo kak Rioo…. Jangan sampe kalah kak..” teriak Shilla. Kini ia menyemangati Rio.

Rio yang sedang mendrible bola malah celingukan cari Shilla.
alhasil, Rio langsung saja dapat jitakkan gratis dari Alvin. Karna apa? karena bolanya direbut lawan.

Shilla dkk yang melihat adegan itu tertawa melihatnya.

“kak Alvin.. Ayo ayooo” teriak Shilla dengan lincahnya(?).
Alvin tersenyum dan langsung saja meng-shoot bola, dan Yeah! Triple point!

Dan begitulah teriakan Shilla. Cakka,Rio,Alvin,Gabriel secara bergantian.

***


pertandingan pun selesai.
SMA CNI menang dengan skor 50-32.
Skor yang lumayan laah..
 Description: http://static.ak.fbcdn.net/images/blank.gifiya kan? Iya’in ajalaah :p

“Hey…” sebuah suara mengejutkan Shilla.
Shilla menengok ke asal suara.

“eh, kak Cakka? Ada apa kak?” tanya Shilla.
“makasih ya buat dukungannya.” Shilla mengangguk sambil tersenyum.

“boleh ngomong sebentar?”. Shilla menaikan sebelah alisnya.

“tapi gak disini.” ucap Cakka sambil lirik sana kemari.

“kenapa? Disini aja deh kak” elak Shilla. Cakka berfikir sejenak.

“gak bisa Shill.”

“kenapa?”

“em.. Soalnya ini tuh something important” jawab Cakka dengan bahasa sok inggrisnya.
Shilla langsung mencibir.

“ceilah… Gaya lo kak. Something important segala”

“hehe..gapapalah. udah ayo ikut.” ajak Cakka sambil menarik paksa tangan Shilla.
Shilla hanya pasrah dan mengikuti langkah Cakka.
perasaan, dari tadi Shilla di tarik-tarik mulu yah—“

**

“eh, si cicak mana?” tanya Alvin. Rio dan Gabriel saling berpandangan, lalu menaikan bahunya.

“gak tau” jawab keduanya malas. Alvin menaikan sebelah alisnya.
“harusnya kan kita rayain kemenangan kita. Iya gak?” Alvin meminta persetujuan. Tapi tak ada sahutan dari Rio maupun Gabriel.

“eh, lo berdua kenapa sih?” tanya Alvin heran.

“gue Iri sama lo Vin” jawab Rio dengan lesu.

“iri? Iri Kenapa? Oh… Gue tau. Pasti karna gue ganteng kan? Haha… Iya kan? Gue tau gue tuh emang Cakep, cool, kece, pokoknya bisa bikin cewek-cewek kelepek-kelepek. Tapi gue sadar, karna disekitar gue banyak orang yang iri karna kegantengan gue, jadi gue gak perlu me-nyombongkan ke gantengan gue ini. Dan lo Yo. Udah lah terima nasib aja Yo. Gue tuh emang paling ganteng sedunia.” cerocos Alvin kayak emak-emak yang ngomong gak pake rem. Abis gitu pake narsis segala—“

“hu… Pede, narsis dan super enek gue denger  lo ngomong”  Rio langsung melempar Alvin dengan pena’nya. Alvin hanya meringis kesakitan.

“iya sama. Super duper zuper pengen muntah gue” tambah Gabriel.

“kita Iri sama lo bukan karna lo ganteng. Kalo ganteng sih, ya semua orang juga tau kalo gue tuh paling ganteng di antara lo berdua dan Cakka. Jangankan diantara lo lo semua. Tapi dunia ini juga kalah ganteng sama gue.” jelas gabriel panjang lebar sambil membenarkan rambutnya.

“eh yel, gue kira lo mau negur si kodok. Eh malah ikut-ikutan narsis” dumel Rio. Iel dan Alvin malah saling tos-tosan.

“Vin, lo belajar bikin puisi dimana sih?” tanya Rio.
“iya, ajarin kita dong…” Gabriel ikut-ikutan.
Alvin menatap Rio Gabriel dengan heran.

“ngapain lo berdua pengen bikin puisi?” tanya Alvin heran.

“buat nembak cewek” Jawab Rio Gabriel kompak. Reflex Rio Iel langsung saling berpandangan.
Mungkin mereka bingung. ; kenapa jawabannya sama?

Alvin hanya terlihat cengo.

‘buat nembak cewek? Jangan-jangan…….’

**

“Pricilla…..” teriak Sivia dan Ify memanggil Pricilla sambil berlari mengejarnya.
Pricilla tidak memperdulikannya, ia terus berjalan dengan cepat dan grusah-grusuh(?).

“Pricill lo mau kemana sih?” tanya Sivia dengan nafasnya yang ngos-ngosan.

“iya, jangan cepet-cepet dong jalannya” protes Ify.

Pricilla menghentikan langkahnya.
Ia membalikan badannya ke belakang, menghadap Ify dan Via.

“lo berdua gak perlu tau dan gak usah ngikutin gue” jawab Pricilla ketus. Ify dan Via langsung melengo, dan saling berpandangan. ; pricilla kenapa?

********

“Shill…” ucap Cakka membunuh keheningan karna dari tadi mereka malah terdiam.
Mereka -CakShill- sedang berada di taman belakang sekolah.

"iya kak?” tanya Shilla tanpa menoleh ke arah Cakka. Ia masih sibuk dengan BB’nya.

“e.. Gue mau ngomong serius sama lo”  jawab Cakka.

“ngomong aja kak” jawab Shilla. Kini ia memalingkan wajahnya dari BBnya itu.

“e… em… e….” Cakka terlihat gugup untuk bicara. Lidahnya seperti terikat dan mulutnya terkunci rapat menggunakan gembok.

“em… E….” Cakka masih belum bisa bicara dengan benar.
Ia menarik nafasnya panjang.

‘gue pasti bisa’ batin Cakka.


“Shilla. Would you be My Girlfriend?” Cakka memasang wajah seriusnya. Shilla langsung specless.
Ia gugup, mukanya memerah. Hatinya dagdigdug duer(?)

“……………………..”


*****

“Pricilla…” panggil Ify dan Sivia.

Mereka memergoki Pricilla yang sepertinya sedang mengintip sesuatu.

Pricilla menengok. Ify dan Sivia terlihat bingung dengan Pricilla.
 matanya sembab. Dan ia, sepertinya baru saja menangis.

Pricilla mengusap air matanya dengan kasar.

“Pricilla….” teriak Ify dan Via. Lalu berlari mengejar Pricilla yang sudah pergi.

******

“ma…. Ma.. Maaf kak” Shilla melontarkan kata-kata dari mulutnya dengan susah payah.
Cakka mulai terlihat lesu.

“sorry kak, gue gak bisa” Shilla menundukkan kepalanya.

“kenapa?”

‘oh God! Please help me! Ify Sivia Pricilla, please save me. Kenapa Cakka harus nanya itu?’ batin Shilla.

“alasan lo nolak gue kenapa Shill?” tanya Cakka dengan suara –sedikit- kecewa.

Shilla terdiam. Shilla menghampus kasar air matanya yang mulai sedikit berjatuhan.

“ada orang yang lebih menyayangi lo kak. Dia mencintai dan sayang sama lo denga tulus banget kak.” jawab Shilla tanpa memandang Cakka .

“Sorry kak” Shilla bangkit dari duduknya. Lalu meninggalkan Cakka yang mematung sendirian.

‘siapa Shill? Gue lebih sayang sama lo’  batin Cakka.


***

“Shilla…” panggil seseorang. Shilla membalikan badannya.
“ada apa kak?” tanya Shilla.
“makasih ya, buat dukungannya” ucapnya.
“hehe.. kak Rio, gapapa kok” jawab Shilla pada orang tadi. Rio.
“em… kantin yuk. Gue traktir deh” ajak Rio.
‘apa boleh buat, daripada gue tolak. Ntar perut gue nangis. Lagian kan lumanyan tuh, ngirit duit. eh’ pikir Shilla.
“ayok” jawab Shilla. Rio tersenyum lalu menggenggam tangan Shilla.
“eh” Shilla langsung terkejut.
Rio tak memperdulikan shilla yang terkejut itu, ia malah langsung menggandeng Shilla ke kantin.

“apa mungkin Shilla suka sama Rio?” ucap seseorang yang tak jauh dari tempat YoShill.
Tau kan siapa dia? YAP! Bener banget! Dia tukang siomay! Eh salah deng._.
Maksudnya dia Cakka.


***

0 komentar:

Posting Komentar

 
PiscesLeo? Blogger Template by Ipietoon Blogger Template