Blogger Widgets

Kamis, 12 September 2013

“My Princess?”

Ini cerpen yang saya buat udah cukup lama. yaitu tanggal 15 Agustus 2012 (hebat gue masih inget:D). so, buat yang udah baca pasti udah tau ceritanya *yaiyalah-_-
DILARANG KERAS meng-copy paste atau meniru cerita ini. Hargai saya sebagai penulis walaupun masih amatir. Terimakasih =))

“My Princess?”

.
.

“Sini, Shill.” ujar seorang gadis yang bernama Ify, sambil membantu sahabatnya –Shilla- untuk duduk di sebuah kursi taman.
“Makasih, Fy.” ucap Shilla. Ify hanya tersenyum menanggapinya.
“Fy…” panggil Shilla.
“Ya?”
“Taman ini pasti makin indah. Tapi sayang, aku gak bisa lihat itu.” ucapnya lirih. Ify menatapnya dengan iba.
“Shill, walaupun kamu gak bisa lihat keindahan taman ini, tapi kamu pasti bisa merasakannya.” Sahut Ify.
Air mata kembali jatuh dari mata indah Shilla.
“Shilla.. jangan nangis lagi dong.” Ify mengusap air mata sahabatnya itu dengan penuh kasih.
“kamu pasti bisa kok jalanin semua ini.” Kata Ify menyemangati Shilla.
“oiya, kamu mau ice cream gak? Biar aku beliin!” tawar Ify.
Shilla langsung menganggukan kepalanya.
“yaudah.. tunggu ya..” ujar Ify.
Ify pun berjalan meninggalkan Shilla.


“hey…” Shilla yang sedang terdiam dengan tatapan kosongnya, langsung menengok ke sumber suara.
“kamu siapa?” tanya Shilla. Orang itu duduk di sebelah Shilla.
“kenalin, gue Gabriel.” ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
“Shilla.” Jawab Shilla.
Gabriel yang merasa tidak mendapat respon dari Shilla merasa kebingungan. Dan langsung menurunkan kembali tangannya.
“Lagi ngapain?” tanya Gabriel dengan menatap Shilla
Shilla hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan Gabriel.
Gabriel mengerutkan dahinya.
“boleh minta nomor handphone lo?” tanya Gabriel dengan lancangnya.
Shilla tersenyum. “Sorry, Privacy.” Jawab Shilla datar.
Gabriel tersenyum masam, ;ini cewek kenapa sih?
“Shilla…” panggil Ify sambil membawa dua buah ice cream di tangannya.
Shilla langsung mencari dimana Ify.

“Ify… pulang yuk.” ajak Shilla sambil beranjak berdiri.
Ify mengerutkan dahinya. “ice creamnya kan baru datang, kok udah mau pulang sih?” tanyanya heran.
“itu siapa?” bisik ify pada Shilla saat melihat Gabriel. Gabriel hanya tersenyum ke arahnya.
“ayo pulang…” Shilla malah mengguncangkan tangan Ify.
“yaudah… em.. mas, eh apa ya? Kita duluan yaa.” Pamit Ify pada Gabriel.
“iya..” jawab Gabriel dengan senyumnya.
Ify pun membantu Shilla berdiri dan berjalan meninggalkan taman.
Gabriel terbelalak melihatnya. ; jadi, diaa… buta?

Shilla. Gadis cantik ini, Akhir-akhir ini menjadi pendiam. Dia buta. Dia menyesali semua yang telah terjadi padanya. Semua ini gara-gara kecelakaan. Kecelakaan yang membuatnya tidak bisa melihat. Shilla jarang bicara, ia juga bahkan tidak mau berkomunikasi dengan teman-temannya kecuali Ify. Shilla menjadi pemurung. Ia tidak lagi ceria seperti dulu.

**
“Shilla…” panggil Ify di ambang pintu kelas Shilla. Oh, iya, mereka berdua berbeda kelas.
Shilla mendongakkan kepalanya. Ify menghampiri bangku Shilla.

“Shilla. Kamu masih inget gak cowok yang kemarin?” tanya Ify.
Shilla hanya diam Nampak sedang berfikir.
“itu lho… yang ada di taman itu. Namanya, Gabriel yaa? Dia murid baru dikelas ku lho..” jelas Ify.

“Shilla… masa kamu lupa sih?” ify terlihat lemas melihat Shilla yang hanya diam saja, tak menanggapi ucapannya

“Shilla… jangan murung gini dong…” ucap Ify lirih lalu duduk dihadapan Shilla.
“gue sedih liat lo kayak gini. Please Shilla.. mana Shilla yang dulu? Shilla yang ceria, murah senyum dan periang?” Ify menjatuhkan air matanya.
“maaf Fy..” jawab Shilla. “Maaf karna aku udah buat kamu sedih..” lanjutnya.
Ify segera menghapus air matanya dan tersenyum. “gue janji gak bakalan sedih lagi. Asalkan lo juga gak akan nangis lagi.” tegasnya.
Shilla hanya diam.

“hey… kamu Shilla kan?” seru seseorang yang tiba-tiba dating di hadapan mereka.
Ify mengangkat sebelah alisnya. ;mau ngapain nih anak?
“Ini aku… Gabriel. Yang kemarin itu lho… masih inget gak?” seseorang itu Gabriel. Ia tersenyum manis pada Shilla.
Shilla hanya menganggukan kepalanya.
“kamu ngapain disini?” tanya Shilla mulai angkat bicara.
“Kebetulan tadi aku lagi liat-liat sekolah ini. Eh liat kamu disini. Yaudah aku mampir aja.” jelas Gabriel.
“kenapa liat Shilla kamu langsung kesini?” tanya Ify heran.
Gabriel malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. dan bingung mau jawab apa.

**

Bel pulang pun berbunyi.
Shilla menunggu Ify di dalam kelasnya.
“Ify mana ya?” gumamnya.

“Fy…” panggil Gabriel. Ify yang sedang membereskan bukunya menengokan kepalanya.
“Ada apa?” tanyanya sambil menggendong ranselnya.
“Boleh tanya sesuatu?” ucap Gabriel hati-hati. Ify mengangguk.
“Shilla... Dia gak bisa lihat ya? Kenapa?” tanya Gabriel.
“sorry… aku gak bisa kasih tau tentang itu. Kita kan baru kenal.” Jawab Ify seraya melangkahkan kakinya.
“eh tunggu Fy.” cegah Gabriel.
“Apalagi? Gue udah ditunggu Shilla!” kata Ify kesal.
“gue boleh... minta nomor lo dan Shilla?” tanyanya.
Ify mengeluarkan handphonenya. Dan menyerahkannya pada Gabriel
“makasih ya..” Gabriel memberikan kembali handphone Ify, setelah ia berhasil menyimpan dua nomor telfon. Ify hanya mengangguk.

**

Shilla merebahkan tubuhnya di bed  empuknya itu.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi. Ia langsung meraih dan meraba tombol-tombol di handphonenya. Dan segera menekan tombol hijau setelah ia berhasil menemukannya.
“Halo…”
halo, Shilla..” Shilla mengerutkan dahinya. Ia seperti mengenali suara orang yang menelfonnya ini.
“kamu Siapa?” tanya Shilla memastikan.
aku Gabriel. Masih ingat kan?” jawab orang di seberang sana. Gabriel ternyata.
Shilla tercengang. ;ngapain sih dia? Tau nomor ku dari siapa?

hey… kamu lagi apa sekarang?” tanya Gabriel.
“Tidur.” Jawab Shilla datar.
Tidur? Sejak kapan orang yang sedang tidur bisa menjawab?” Gabriel terdengar sedang terkekeh.
“Aku sedang beristirahat.” Ralat Shilla.
nah… kalo itu aku mengerti”. Shilla terkekeh mendengarnya.

**

“Ify…” panggil Shilla.  Saat ini mereka sedang di dalam mobil Shilla , perjalanan menuju sekolah.
“Ya?” jawab Ify.
“kamu yang kasih nomorku ke Gabriel ya?” tanya Shilla. Ify membulatkan mulutnya.
“Ma... Maaf Shill.” Sesal Ify.
Shilla tersenyum. “Gakpapa kok. Lagian, aku seneng bisa kenal dan telfonan sama dia. Ternyata dia orangnya baik dan asik.” ucap Shilla sambil senyum-senyum.
Ify tersenyum melihatnya.
“oh iya, Fy. Nanti siang Gabriel ngajak aku pulang bareng. Menurut kamu gimana? Boleh gak?” kata Shilla meminta izin.
“kayaknya kamu udah mulai deket ya sama Gabriel?” tanya Ify, Shilla hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya.
“Shilla… kamu jatuh cinta yaa sama Gabriel…” goda Ify.
Shilla langsung mendongakkan kepalanya.
“Enggak kok, Fy. Enggak!” elak Shilla.
“Hehe... Iya juga gapapa kok.” Kata Ify yang membuat mata Shilla membulat sempurna.
“Yaudah kalo kamu mau pulang sama dia gakpapa kok. Tapi kalo sampe dia apa-apain kamu. Kamu harus langsung hubungi aku. Biar aku tonjok dia.” Seru Ify dengan mengangkat tangannya dan mengepalkan tangannya.
“haha… gak mungkin lah Fy. Iel itu orang yang baik.” Jawab Shilla sambil tertawa.
Shill… aku mau kamu terus seperti ini. Shilla yang ceria dan murah senyum. Thanks Yel.’ batin Ify sambil tersenyum melihat Shilla.
**

“Shilla….” Ify mengetuk pintu kamar Shilla.
“Shilla… buka pintunya dong!!” pinta Ify masih terus mengetuk pintu kamar Shilla.
Kata bi Mila –pembantu sekaligus pengasuh Shilla- sejak tadi siang, setelah pulang sekolah. Shilla tiba-tiba mengurung diri di kamar.  Bi Mila jadi khawatir karena Shilla tidak mau membuka pintunya.
Bi Mila menelfon Ify untuk membujuk Shilla. Mungkin Ify bisa mengatasinya. Karena orang tua Shilla belum pulang kerja.

“Shilla buka dong...” pinta Ify. Ify mendengar Shilla seperti sedang terisak.
“Shilla… kamu kenapa? Buka pintunya dong.” Ify semakin cemas.
Akhirnya Shilla pun membukakan pintunya. Tentunya dengan meraba-raba.
Saat pintu dibuka, Shilla langsung memeluk Ify.
“kamu kenapa? kok nangis?” tanya Ify.
“yaudah duduk dulu yuk.” Ujar Ify seraya melepas pelukannya dan menuntun Shilla untuk duduk di tempat tidur.

“kamu kenapa? Cerita dong… jangan kayak gini.” Ujar Ify.
“Gabriel Fy…”
“Gabriel? Kenapa dia? Dia apain kamu? Aku kan udah bilang, kalo Gabriel ngapa-ngapain kamu, kamu harus telfon aku!” cerocos Ify dengan geram.
“Gabriel ngapain kamu?” tanya Ify –lagi-.
“dia… dia nembak aku, Fy..”
Ify langsung cengok. ;lancang banget tuh Gabriel. Berani amat ya langsung nembak aja.
“kok kamu malah nangis sih? Terus? Kamu terima gak?” Shilla menggeleng.
“aku gak mau dia kecewa.” Jawab Shilla yang mulai reda tangisannya.
“kecewa kenapa?”
“aku ini buta. Aku… aku takut Gabriel malu kalo punya pacar kayak aku.” jawab Shilla.
Ify tersenyum tipis.  “k\Kalo Gabriel memang Cinta sama kamu, dia gak mungkin kecewa dan malu kok.” ujar Ify. Shilla terdiam.
“tapi aku gak mau ngecewain dia.” Kata Shilla tetap pada pendiriannya.
Ify menaikan alisnya. “Shilla… Shilla. Terus? Kamu kenapa nangis? Kamu sebenernya juga suka kan sama Gabriel?” tanya Ify, sedikit menggoda sih.
Shilla mengangguk, “Dia orang yang baik dan pengertian.” Jawabnya jujur.
Ify mengangguk lalu merangkul Shilla.
**

Gabriel seringkali dating ke kelas Shilla untuk mengunjunginya.
Gabriel memang bukan tipe orang yang mudah menyerah.
Dia terus saja mengejar Cintanya walaupun, yang ia dapatkan hanyalah sikap cuek dan dingin dari Shilla.
Shilla selalu mengacuh’kannya.
“Shilla… ke kantin yuk!” ajak Gabriel. Shilla hanya diam sambil menatap kosong ke depan.
Gabriel tersenyum tipis. “kamu kenapa sih Shill? Akhir-akhir ini kamu sering diemin aku. Kamu selalu bersikap dingin sama aku. Kamu cuek dan gak pernah perhatiin aku. Kamu gak pernah jawab kalo aku nanya. Kamu kenapa sih?” keluh Gabriel.
“apa karna waktu itu? gara-gara aku….”
“Stop Yel! Cukup! Jangan terusin omongan kamu. Lebih baik mulai sekarang kamu jauhin aku. Jangan pernah temuin aku lagi!” ketus Shilla.
Gabriel terkejut mendengar ucapannya.
“aku buta! Dan kamu gak pantas punya pacar atau temen seperti aku! Jadi lebih baik kamu jauhin aku!” lanjutnya.
“jadi.. gara-gara itu Shill kamu tolak aku?”
“Pergi Yel! Pergi!” Shilla mulai terisak.
“Pergi!!!” tangisannya pun terpecah.
“Oke. Kalo itu yang kamu mau.” Gabriel pun meninggalkan kelas Shilla dengan muka yang berlipat-lipat.


“Shilla… kamu kenapa?” ify yang baru dating tiba-tiba duduk di sebelah Shilla.
“Maaf Shill, tadi aku di panggil kepala sekolah dulu.” sesal Ify.
Shilla langsung memeluk Ify.
Ify membalas pelukan Shilla dengan erat.
“Shill, di luar lagi ada pentas. Kesana yuk!” ajak Ify.
Ify adalah anggota OSIS sekaligus panitia pelaksana pentas seni yang di adakan di sekolahnya.
Shilla menggelengkan kepalanya. “Percuma aku kesana. Aku gak bisa lihat penampilan temen-temen.” ucapnya lirih.
“tapi… daripada kamu disini sendirian, mending kita kesana. Aku temenin kok.” bujuk Ify. Akhirnya Shilla pun mengikutinya.
**

“Hai semua…” sapa seseorang yang sedang berdiri di atas panggung. Ify langsung menoleh dan tercengang saat melihatnya. Shilla juga tercengang. Sepertinya ia mengenali suara itu.
“Saya tau, saya murid baru disini. Tapi boleh kan saya nyumbang lagu di pentas ini?” tanyanya. Penonton langsung bersorak,  ‘Boleh..’.

“Saya Gabriel. Ingin menyanyikan sebuah lagu untuk seseorang yang bernama... Ashillla.” ucap orang yang berada di panggung itu yang ternyata adalah, Gabriel. Shilla terbelalak mendengar namanya di sebut-sebut oleh Gabriel.
Gabriel mulai duduk dan memetik gitarnya. Dan ia mulai melantunkan sebuah lagu

Kau boleh acuhkan diriku
dan anggap ku tak ada
tapi takkan merubah perasaanku … kepadamu …

Gabriel menatap kea rah penonton. Ia tersenyum saat melihat Shilla.

Kuyakin pasti suatu saat
semua kan terjadi
kau kan mencintaiku dan tak akan pernah … melepasku …

Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
selalu bersedia bahagiakanmu apapun terjadi kujanji kan aku ada

Kau boleh jauhi diriku
namun ku percaya
kau kan mencintaiku dan tak akan pernah melepasku …

Gabriel turun dari panggung dan mendekat pada Shilla.
Ia meraih tangan Shilla dan menggenggamnya.

Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
slalu bersedia bahagikan mu apapun terjadi
ku janjikan aku ada … aku ada …
Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
aku yang rela terluka untukmu selalu …
Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
slalu bersedia bahagianmu apapun terjadi … kujanji kan aku ada
(song by : Once – Aku mau)
                                                         
Tepuk tangan penonton riuh saat itu. lalu mereka kembali terdiam.
Shilla mulai merasa gugup karena Gabriel.
“Shilla…..” ucap Gabriel. “Please. Aku mau kok terima kamu apa adanya. Aku gak peduli kekuranganmu, aku akan mencintai kekuranganmu itu. aku sayang kamu Shill..” lanjutnya.
Shilla mengeluarkan air mata harunya.
“Aku tau, kamu juga suka kan sama aku?” tanya Gabriel yang langsung membuat Shilla melengo.
“iya Yel.. aku juga.. sayang sama kamu.” Jawab Shilla dengan pipi yang merah merona.
Iel terbelalak mendengarnya. Ia langsung memeluk Shilla dengan erat. Tak peduli kalau banyak orang disana.

**

“sini deh Shill…” Gabriel menuntun Shilla ke sebuah tempat, sebelum mengantarnya pulang.
“kita mau kemana?” tanya Shilla ketakutan. Gabriel tertawa geli mendengarnya.
“aku gak akan buat macem-macem kok.” Jawab Gabriel.
“tapi ini kan udah sore Yel.”
“gapapa Shilla, sayang.” sahut Gabriel yang langsung membuat pipi Shilla merah.

“sini duduk.” Ujar Gabriel. Shilla pun menurut.
“kita lagi di pantai yah Yel?” tanya Shilla.
Senyum Gabriel mengembang. “nah. Itu kamu tau.” jawabnya.
“kita ngapain disini?”
“mau lihat Sunset.” Jawab Gabriel dengan mantap, sambil merangkul Shilla.
Shilla sendiri malah terdiam. “Sunset Yel?” tanyanya.
Gabriel mengangguk.
Shilla menundukkan kepalanya.
“Aku tau kok. Kamu pasti marah sama aku gara-gara aku ngajak kamu kesini. Kamu berfikir bahwa aku gak punya perasaan dan seakan lupa sama keadaan kamu..” ucap Iel seakan mengerti.

“Tapi, keindahan itu bukan hanya bisa dilihat. Dengan merasakannya saja, kita bisa tau keindahan itu.” lanjutnya. Gabriel melirik ke arah Shilla yang masih terdiam.
“Benar, kan?”
Shilla mendongak. “Iya, Yel. Keindahan itu, pasti bisa aku rasakan.” ucapnya sambil tersenyum.
Gabriel lantas tersenyum mendengarnya. “Aku seneng, Shill, liat kamu bisa tersenyum lagi/” ucapnya.
“Shilla.. You are ‘My Princess’” ucap Gabriel dengan mantap.
Shilla langsung terdiam.
“And, You are ‘My Prince’, Gabriel.” balas Shilla. Iel tersenyum mendengarnya.
“Yel, aku pengen deh bisa liat kamu.” ucap Shilla. Gabriel menoleh padanya.
“aku yakin, kalau aku bisa lihat, aku pasti bakal seneng punya pacar kayak kamu.” lanjutnya.
“tapi kamu jangan marah ya kalau ternyata aku ini jelek hehe…” sahut Gabriel.
“haha… aku yakin kamu itu ganteng dan baik. Aku bisa tau dari suara kamu itu.” jawab Shilla.
“emang sih.. aku emang Ganteng.” Jawab Gabriel narsis.
“yeh? Kok malah narsis?” iel malah cengengesan.

**

“Shilla…” panggil Gabriel. Shilla sedang berada di taman sekolah.
“Ya? Ada apa Yel?” tanya Shilla.
“Sayang, aku punya sesuatu nih..” kata Gabriel sambil menjulurkan sesuatu dari tangannya.
“apa?” tanya Shilla
“ini hadiah yang special… banget buat kamu.” Jawabnya.
“apa Yel? Jangan bikin aku penasaran.” Seru Shilla gak sabar.
“aku punya dua tiket nonton konser Justin Bieber buat kita berdua.” Seru Gabriel girang.
Air muka Shilla langsung berubah. “kamu lupa ya, Yel?” tanyanya lirih.
Gabriel langsung melemah merasa bersalah. “Maaf Shill. Abisnya aku terlalu semangat buat beliin kamu ini. Soalnya kan Justin itu idola kamu. Aku pengen buat kamu seneng.” Jelasnya.
“Kamu simpen baik-baik aja ya tiketnya. Atau, kamu nonton aja sama orang lain.” ujar Shilla lembut.
“Enggak Shill. Tiket ini buat kamu. Dan kamu boleh kok nyimpen tiket ini.” Tegas Gabriel.
“Jangan, Yel. Itu cuma sia-sia.” Jawab Shilla. “Kamu capek-capek ngantri kan? Lagian, sayang lho kalo gak dipake.” Lanjutnya.
“aku gak peduli Shill.” Jawab Gabriel.
“maaf Yel.” Lirih Shilla. Iel langsung mendekap Shilla kedalam pelukannya.
**
Hari ini hubungan Shilla dan Gabriel sudah menginjak 3 bulan.  Sudah cukup lama kan?
Iel bertujuan untuk dating ke rumah Shilla dan memberikannya kejutan.
Gabriel mulai memasuki halaman rumah Shilla. Dilihatnya rumah itu masih sepi. Ia coba ke halaman belakang.
Benar! Disana ada Shilla. Ia bersembunyi dibalik tembok agar tidak ketauan.
Ternyata Shilla sedang bersama Papa dan Mama’nya.

“Ma… Pa…” ucap Shill.
“iya. Kenapa sayang?” tanya Papa.
“Shilla boleh gak minta sesuatu sama kalian?” tanya nya penuh harap.
“Pasti dong. Apapun.” Jawab papanya yang diangguki oleh mamanya.

“Shilla pengen bisa lihat lagi, Ma, Pa.”
Mama dan Papa langsung tercengang. Begitupun dengan Gabriel yang tidak sengaja mendengarnya.
“Ma… pa…” rengeknya karena tidak ada sahutan dari kedua orang tuanya.
“tapi sayang, mama dan papa sudah mencoba itu. Tapi.. belum ada yang cocok.” Kini Mama angkat bicara. Shilla terdiam.
“tapi Shilla capek ma, kalo harus terus-terusan kayak begini..” lirih Shilla.
“Shilla pengen bisa lihat. Shilla pengen bisa liat dunia ini lagi. Shilla pengen bisa liat wajah Gabriel. Shilla gak mau kecewain Gabriel karena Shilla buta!” ucapnya dengan nada yang mulai meninggi.
“tapi.. bukannya Iel gak memperdulikan itu? dia terima kamu apa adanya sayang..” sahut papa.

Iel sebenarnya ingin sekali masuk dan memeluk Shilla dan bilang kalau dia gak memperdulikan itu.
“tapi…” ucap Shilla gantung. “Shilla pokoknya pengen bisa lihat lagi, Ma, Pa. Shilla sayang sama Gabriel. Shilla gak mau malu-maluin dan kecewain Gabriel ma. Shilla sayang Gabriel..” Shilla beruraian air mata.


Gabriel hanya bisa menghela nafas. “gue harus bisa cari pendonor mata buat Shilla. Paling enggak… kalo gak ada, gue yang bakal donorin mata gue buat Shilla.” tekadnya lalu kembali pulang kerumah.
**

“APA? Lo mau donorin mata lo buat Shilla?”
“Iya. 2 hari yang lalu  dia bilang sama orang tuanya. Dia pengen bisa lihat lagi.” Jawab Gabriel.
“GILA, LO! Jangan deh, Yel. Jangan lakuin itu!”
“Kenapa? Gue sayang sama dia, Fy. Gue pengen Shilla bahagia!”
Ify langsung menatap Gabriel. “Yel. Apa lo pikir dengan begitu Shilla bisa bahagia? Shilla gak mungkin bahagia Yel. Dia pasti sedih kalau kehilangan lo!”
Gabriel terdiam. “ini. Surat buat Shilla. Kasih setelah dia selesai operasi ya.” Ujar Gabriel sembari memberikan sepucuk surat.
“Yel, jangan bodoh, deh!” nada Ify mulai meninggi.
“Gue akan tetep lakuin Fy. Demi Shilla..”

**

“Ma, Pa.. Gabriel mana? Dia kok  gak ikut?” tanya Shilla. Mama dan Papanya saling berpandangan.
“Gabriel.....”
“Gabriel lagi ada urusan Shill!” jawab Ify cepat.
“yaudah sayang. Ayo kita siap-siap. Sebentar lagi pesawatnya take off.” ujar Papa.
“tapi Gabriel?”
“Gabriel pasti nyusul kok Shill.” lagi-lagi Ify yang menjawab.

Setelah sekitar 20 menit menunggu, akhirnya pesawat Shilla take off menuju Singapore.
Ify langsung berbalik badan setelah memastikan pesawat yang ditumpangi sahabatnya itu benar-benar sudah berangkat.

“Shilla.. Gabriel memang yang terbaik buat kamu.” Gumam Ify.
**
Setelah menjalani operasi yang cukup melelahkan, setelah kurang lebih seminggu berada di Singapore. Shilla kembali pulang ke Indonesia.
Ify sudah menunggunya di Bandara. Ia celingak-clinguk mencari Shilla dan orang tuanya.
Saat Ify berbalik badan..

“Shilla?” ucap Ify tak percaya. Shilla hanya tersenyum.
“ini beneran kamu Shill?” Ify memegang pipi Shilla.
Shilla menganggukan kepalanya. “ini aku Shilla. Ashilla Zahrantiara.”
Ify langsung memeluk sahabatnya itu. “Alhamdulillah Shill, akhirnya kamu udah sembuh.”
“iya, Fy. Ini semua berkat Allah, doa kamu, mama papa dan Gabriel.” jawab Shilla.
Ify dan Shilla berpelukan dengan erat dan cukup lama.
Shilla tiba-tiba terdiam. Ia melepaskan pelukannya. “Gabriel... Mana Fy?” tanya Shilla.
Ify langsung mematung. “Ee.. Gabriel... Dia...” ucap Ify terbata sambil menggaruk tengkuknya. “Duduk disana yuk!” ajak Ify.
**
“Gabriel kemana Fy? Kenapa kemarin dia gak nyusul atau sekedar hubungin aku?”
Ify kembali terdiam. Ia menghembuskan nafasnya.
“Shilla. Tapi Lo janji ya gak bakal marah sama Gabriel” ucap Ify. Shilla semakin bingung.
“sebenernya... Gabriel.....”

“Shillaaaaa........”
Shilla dan Ify sama-sama mengarah ke sumber suara.

“Gabriel?” ucap keduanya tak percaya.
“Shilla...” Gabriel langsung memeluk Shilla dengan erat. Shilla membalas pelukan itu. ify sendiri malah dibuat tercengang.
“kamu kok tau kalo ini aku Shill?” bisik Gabriel.
“suara kamu.” jawab Shilla.

“Gabriel! Please jelasin ini semua sama gue!” Ujar Ify sambil berkacak pinggang.
Gabriel melepaskan pelukannya dengan Shilla, dan terkekeh pelan.
**
“Jadi, kamu sempet mau donorin mata kamu buat aku Yel?” tanya Shilla gak nyante. Gabriel mengangguk.
“Tapi... saat gue mau donorin, ada seorang gadis yang mengalami kecelakaan. Dan orang tua kamu meminta bola matanya untuk didonorin.” Jelas Gabriel.
“lah? Yel! Lo udah bikin gue jantungan tau gak! Gue kira lo udah mati dan yang sekarang ada tuh arwah lo.” cerocos ify. Gabriel hanya cengengesan.
“kalo kamu yang donorin mata kamu buat aku, Aku gak bakal maafin kamu dan diri aku sendiri, Yel.” geram Shilla. Iel langsung tercengang.
“tapi.. Tuhan kan pengen supaya kamu liat wajah aku yang ganteng ini. Makanya tuhan gak ngizinin aku buat donorin” ucap Gabriel lalu tertawa. “Oh iya, gimana, Shill? Prince kamu ini  ganteng kan?” godanya.
“ihh... Gabriel apaan sih!!” shilla mencubit lengan Gabriel.
“aduh… sakit sayang…” Kata Gabriel dengan manja. Dan langsung mendapat jitakan dari Ify. Shilla hanya tertawa kecil melihatnya.


_THE END_

0 komentar:

Posting Komentar

 
PiscesLeo? Blogger Template by Ipietoon Blogger Template