Blogger Widgets

Senin, 14 September 2015

Teruntuk : Putri, Ksatria, dan Pangeran

Teruntuk : Putri, Ksatria, dan Pangeran.

*

Bagaikan air, waktu mengalir dengan sendirinya
Bagaikan air, cinta datang mengalir begitu saja
Ksatria itu mencintai sang Putri
Ksatria dengan Kuda putihnya, mencintai sang Putri dengan segenap hatinya
Lalu, mengapa sang Putri tidak menyadari hal itu?

Putri tidak yakin dengan perasaannya
Ia merasa, ini bukanlah benar-benar perasaan cinta yang ada di hatinya
Tapi tak dapat dipungkiri. Ia sangat senang apabila Ksatria-nya memberikan perhatian yang lebih padanya, memberikan ucapan-ucapan yang menimbulkan semburat merah di pipinya
Dan lebih parahnya lagi, sang Putri merasa jantungnya membuncah setiap kali berada di dekat sang Ksatria
Putri juga sangat senang, karena Ksatria-nya mampu membuat hari sang Putri menjadi lebih berwarna…

Untukmu, sang Putri Melodi

Bukan hanya wajahmu yang dapat memikat hati pria manapun.
Kau juga memiliki suara yang merdu.
Suara merdu yang mengharmonisasi musik menjadi sebuah karya yang indah.
Alunan simfoni yang kau buat, membuat hati siapa pun menjadi tenang
Seperti Dia…
Dia yang terpikat oleh semua yang kau miliki
Dia mencintaimu dengan sungguh-sungguh
Mencintaimu tanpa syarat
Lalu apa lagi yang kurang darinya bagimu?

Lalu, akhirnya kau menjawab, “Ya, aku mencintainya.”
Dan kata itu mengalir begitu saja dari mulutmu, dan tulus dari hatimu

Namun kau masih tak mengerti dengan dia
Dia yang kau tunggu. Dia yang kau cintai. Dia yang mencintaimu
Namun tak pernah mengungkapkan perasaannya padamu
Bukankah kau menganggap hal ini tak adil?
Bagaimana bisa dia tak mempedulikan perasaanmu?
Bukankah seharusnya dia mengungkapkan tiga kata sakral itu?

Kalian sama-sama menyimpan perasaan
Kalian sama-sama memendam rindu
Cinta dan rindu itu lama kelamaan menjadi terasa sesak
Menyesakkan hingga kau ingin mengeluarkannya
Namun tak bisa, karena tak ada satupun diantara kalian berdua yang berani untuk mengucapkannya duluan

Waktu terus berjalan tanpa bisa di hentikan,
Namun, ia tak bisa kembali berjalan mundur.
Tak usah kau sesali perasaan di hatimu, bukankah kau menyukai perasaan itu?
Perasaan yang berbunga-bunga ketika kau berada di dekat sang Ksatria berkuda putihmu itu
Kalian bagaikan sepasang kekasih, tapi kalian belum meresmikan hubungan itu
Bukankah seharusnya Ksatriamu memberi kejelasan tentang hubungan kalian?
Tidak seperti ini!
Tidak jelas!
Tidak tahu bagaimana.
Tapi, ayolah… kau cantik, baik, dan kau mampu memikat hati lelaki manapun dengan semua yang kau miliki, termasuk suara merdumu itu.
Mengapa kau terus menunggu Ksatriamu itu?

Mungkin kau terlalu terburu-buru
Terlalu ingin mengerti jelas dengan semua ini
Tapi kau tidak salah. Kau hanya tak ingin terlalu jatuh dalam sebuah perasaan, sampai kau sendiri sulit untuk bangun kembali…

Kau merasa, mimpi-mimpi yang telah kau rangkai dengan indah, terasa sulit untuk diwujudkan
Tenang, Putri, bersabarlah…
Cinta bukanlah sesuatu yang bisa kau putuskan dengan cepat
Cinta bukanlah hal yang sembarangan bisa kau atur sendiri
Cinta butuh waktu, butuh perjuangan…
Jadi, bersabarlah, dan lihat apa yang akan terjadi selanjutnya…

Untukmu, sang Ksatria Berkuda Putih

Apa yang kau inginkan, pasti ingin kau dapatkan
Dan apa yang kau dapatkan, pasti ingin kau pertahankan
Lalu, mengapa kau tak mempertahankan apa yang telah kau dapatkan?
Bukankah kau menginginkan hati sang Putri?
Dan setelah kau berhasil mendapatkannya, mengapa kau diam saja, bodoh?!

Kau tahu dan merasakannya sendiri
Mencintainya butuh perjuangan dan pengorbanan
Bukan hanya kau yang mencintai sang Putri
Kau harus berjuang memperebutkan hati sang putri dengan pria lain
Dan apa kau akan berdiam diri saja ketika sang Putri akhirnya menjatuhkan hati padamu
Lebih memilih dirimu, dibandingkan pria lain yang jelas-jelas lebih baik darimu

Dan ketika teman-temanmu bertanya, “Kapan akan kau utarakan perasaanmu?”
Kau hanya menjawab, “Belum tahu. Tunggu waktu yang tepat.”
Hei! Haruskah aku berteriak padamu?
“Hei, Bodoh! Apalagi yang kau tunggu? Haruskah ia terus menunggumu? Menunggu lelaki pengecut yang takut akan perasaannya sendiri. Lelaki yang hanya bisa mengandalkan sang waktu.”
Bukan waktu yang harus mengejarmu
Tapi kau yang seharusnya bisa mengejar sang waktu!
Waktu tak akan memberikan celah kesempatan untukmu, jika kau sendiri tak tahu kapan harus masuk ke dalam celah tersebut.
Waktu tak akan memberimu detik-detik yang lebih, jika kau tak mempunyai sebuah rencana di detik-detik itu.
Setidaknya, tak bisakah kau menjawab dengan lantang? Memberikan sebuah rencana, yang ingin kau laksanakan ketika kau berhasil mengejar sang waktu

Apa maumu sebenarnya? Mencampakkan sang Putri, ketika ia menaruh harapan lebih padamu?
Tidakkah kau berpikir itu sungguh jahat?

Kau tak ingin ia berada di atas kuda milik lelaki lain
Kau ingin ia selalu berada diatas kudamu
Memelukmu dengan erat, dengan menaiki kuda putihmu yang gagah itu mengelilingi dunia
Jika kau memang memiliki perasaan seegois itu, mengapa tak sekalian kau pasang tulisan besar-besar di punggung Putrimu
“Putri cantik ini adalah milikku. Tak ada satupun yang boleh mengganggunya!”

Apa yang membuatmu menjadi sepengecut ini?
Apakah kau takut sang Putri akan menolakmu?
Tidak! Kau salah besar jika alasanmu memang itu.
Seharusnya kau tahu, sang Putri sedang menunggumu, apa kau tak menyadarinya?

Apa kau yakin Putri akan terus menunggumu, dan memiliki perasaan yang porsinya sama selama-lamanya?
Tidak, bodoh! Itu tidak mungkin!
Kau pikir menunggu itu menyenangkan? Kau pikir berharap itu menyenangkan?
Tidak! Itu semua sangat menyedihkan.

Bagaimana kalau akhirnya, sang rembulan melihat sikapmu seperti ini
Rembulan mungkin akan membisikkan permintaan pada sang Waktu
Meminta, agar sang Putri bertemu dengan seorang lelaki yang lebih baik darimu, dan mencintainya dengan sungguh-sungguh, tanpa harus berharap pada ketidakpastian
Dan ketika akhirnya sang waktu mengabulkannya, bagaimana denganmu?
Kau hanya akan terbayang oleh rasa penyesalan

Lalu, seolah-olah sang rembulan benar-benar membisikkan kesedihan sang Putri, sang waktu mengatur semuanya seakan ketidakadilan berpihak padamu
Tuhan memiliki rencana dengan sangat baik dan sangat sempurna lebih dari apapun
Kau mungkin takkan bisa menebaknya
Skenario yang dibuat dengan apik oleh Tuhan, mulai terlihat begitu menyesakkan bagimu

Sang Elang datang dengan gagahnya
Membentangkan sayap tanpa ragu dan tanpa takut. Seakan telah mengenali mangsanya dengan lama, ia dengan mudah menangkap mangsanya, memeluknya dengan erat, dan tak ingin ia lepaskan
Lalu kau hanya dapat terduduk dengan lemas
Mengetahui dengan benar, bahwa pada akhirnya, sang Waktu tak memberikan celah kesempatan untukmu, Ksatria…

Untukmu, sang Pangeran Elang

Ketika kau menunggu bus di sebuah halte, dan bus itu tak kunjung datang, kau pasti kesal, dan meminta kendaraan manapun untuk lewat di hadapanmu
Kemudian, ada seorang tukang ojek yang lewat dihadapanmu, memberimu sebuah harapan, agar kau bisa pergi ke tempat tujuan
Tukang ojek itu datang dengan tiba-tiba, namun ia memberi harapan yang pasti, dan tanpa menunggu lama, tanpa mengulur waktu, ia bersedia membawamu. Mengantarkanmu ke tempat tujuan.
Tak seperti bus kau kau tunggu, yang awalnya memberimu sebuah harapan
Namun harapan itu semu…
Tak dapat kau raih, dan hanya menjadi angan-angan

Kali ini, selamat untukmu wahai sang Pangeran Elang!
Kau berhasil menjadi si Tukang ojek

Mata elang tajammu menatap mata teduh sang Putri
Kau mengutarakan perasaanmu dengan cara yang unik, yang tak pernah diduga sebelumnya
Di depannya, kau berkata dengan gugup, namun dengan pasti memberinya sebuah tanda
Sebuah tanda yang menyatakan, kalau kau mencintai sang Putri…

Untukmu, sang Putri

Lihatlah siapa yang datang!
Seorang Pangeran dengan mata yang tajam bak seekor elang.
Ia adalah seseorang yang telah lama kau kenal
Ia datang, memberimu sebuah pernyataan dengan cara yang indah

Hatimu merasa senang, bukan?
Namun hatimu juga bergejolak
Seperti ada perang di dalamnya
Perang yang sangat menyesakkan dada. Perang yang mampu membuat hatimu sakit-sesakit-sakitnya.

Apa yang harus kau lakukan, Putri?
Di depanmu kini, ada sepucuk surat yang berisi rangkaian kata yang indah.
Rangkaian kata yang kau sendiri tak dapat menduganya.

Sebagian dari hatimu merasa senang melihatnya, namun sebagian yang lain merasa itu sangat menyesakkan.
Lihatlah, Putri! Ada seorang Pangeran di sana!
Pangeran yang dengan tulus mencintaimu
Mencintai dengan sungguh-sungguh, tanpa syarat
Lalu mengapa hatimu yang lain masih memikirkan sang Ksatria berkuda putih itu, ah?!
Seharusnya kau tahu! Ksatria itu penakut! Ia hanya berani menunggu sang waktu, tanpa peduli bahwa kau juga sedang menunggunya
Lalu mengapa… mengapa hatimu itu masih memihak sang Ksatria?!
Bukankah, sedikit hatimu adalah untuk sang Pangeran?

Dan akhirnya, kau harus memilih diantara mereka
Siapapun pilihanmu, pasti akan menyakiti hati yang lain
Tapi tenanglah, skenario Tuhan takkan bisa kau duga

Yakinlah, pilihanmu, adalah pilihan yang tepat, Putri…

Untukmu, Sang Ksatria

Setahuku, seorang Ksatria adalah seorang pemberani
Ia tak takut pada apapun.
Tak seperti kau ini! Ksatria macam apa kau?!
Menghadapi seorang wanita yang kau cintai saja tak berani!
Inilah yang harus kau dapatkan.
Melihat Putri yang kau cintai, jatuh ke pelukan orang lain…

Sudahlah, relakan dan ikhlaskan saja semua itu
Benang kusut yang kau berikan pada sang Putri, akhirnya dapat ia luruskan karena bantuan seorang Pangeran
Harapan-harapan yang kau berikan padanya, akhirnya bisa diwujudkan oleh sang Pangeran
Lalu, apa gunamu, ah?
Kau hanya memberikan sang Putri sebuah angan-angan, tanpa berniat untuk menjadikannya sebuah kenyataan

Apa kau ingat kataku?
Seharusnya kau tidak boleh terlalu yakin ia akan mencintaimu, dan rela menunggumu sampai kapanpun
Kau bukan satu-satunya pria yang bisa merebut hatinya
Diluar sana, ada seorang pria, yang juga berhasil merebut hatinya
Sang elang itu mengalahkanmu, sang kuda putih

Kau mungkin bisa membawa sang Putri pergi, mengelilingi dunia dengan kuda putihmu itu
Dan kau juga bisa membuatnya merasa terbang dengan kata-kata gombalanmu itu
Tapi tidak dengan sang Pangeran.
Ia mampu membawa sang Putri mengelilingi dunia dengan elangnya
Ia juga benar-benar membuat Putri terbang, dan melihat indahnya kekuasaan Tuhan
Dan yang terpenting, ia tak memberikan sebuah gombalan, tapi sebuah kesungguhan.

Untukmu, sang Pangeran

Menjaga sang Putri, menjadi tanggung jawabmu kini
Bukan hanya menjaga keselamatannya, tapi juga menjaga hatinya
Jangan kau biarkan seorangpun menyakitinya, apalagi merebutnya darimu
Kau akan lakukan itu bukan?

Kau bilang, kau membenci sang Ksatria
Kau tahu sebelumnya, bahwa sang Putri memiliki sebuah perasaan yang spesial terhadap sang Ksatria itu
Dan langkah yang kau ambil adalah langkah yang tepat.
Secepat kilat, kau melampaui sang Ksatria
Kau merasa dirimulah yang berhak mendampingi sang Putri
Kau merasa senang bukan? Karena pada akhirnya, sang Putri memilihmu
Namun kau masih saja takut. Takut hati sang Putri masih terbagi,
Untukmu, dan untuk sang Ksatria
Tidak begitu, bodoh!
Harusnya kau bisa meyakinkan sang Putri, bahwa hanya dirimu yang terbaik untuknya
Cintailah ia dengan sungguh-sungguh
Jagalah dia, lindungi dia
Pastikan cintamu sungguh tulus untuknya
Jangan kau biarkan setetespun air mata jatuh di pipi halusnya
Jangan kau biarkan sedikitpun goresan luka dihatinya
Jangan kau biarkan ia tak mempercayaimu lagi, jangan..
Berjanjilah, bahwa kau akan memberikan yang terbaik untuknya, hari ini, esok, dan selamanya…

Untukmu, sang Putri

Hidup ini adalah pilihan
Tanpa sebuah pilihan, kau takkan bisa menjalani hidup dengan nyaman

Kali ini, kau telah memilih sesuatu…
Memilih, pada siapa kau akan memberikan hati dan cintamu

Sudah berjalan setahun lebih hubunganmu dengan sang Pangeran
Sudah setahun lebih pula, Ksatriamu masih menghubungimu
Meski tak sama seperti sebelum kau bersama Pangeranmu, ia masih tetap saja menghubungimu, dan mungkin, masih memiliki perasaan padamu
Lalu, bagaimana dengan hatimu saat ini, Putri?

Jangan kau biarkan celah kecil dihatimu, celah yang masih menyimpan perasaan untuk sang Ksatria, melebar menjalar hingga menutupi hatimu yang sekarang ditempati sang Pangeran
Jangan sampai celah itu, memaksa sang Pangeran untuk keluar dari hatimu
Kau tahu sendiri, sang Pangeranlah yang selama ini benar-benar tulus mencintai dan menyayangimu
Dengan kesederhanaannya, ia mampu membuatmu merasa lebih bermakna

Namun keegoisan dihatimu, masih tak yakin untuk mengucapkan, “Aku benci sang Ksatria.”
Tunggu-tunggu! Kau tak harus membencinya, cantik
Kau hanya harus menghilangkan perasaan untuknya dari hatimu

Kau tahu kan, ada seseorang yang harus kau jaga hatinya, jaga perasaannya
Seseorang yang selama ini selalu setia berada di dekatmu
Sang Pangeran tampan dengan mata elang miliknya

Lalu hari itu datang…
Hari ketika sang Pangeran datang menjemputmu
Dan kau berkata padaku, “Aku tak ingin Ksatriaku tahu kalau Pangeran akan datang, aku tidak mau ia melihatku bersama sang Pangeran. Ku mohon, bantu aku.”
Padahal, sebelumnya ketika aku melihat sang Ksatria dan berkata, “Lihat! Siapa itu?!”
Dan kau menjawab dengan ringan, “Seorang bajin*an yang berjalan bersama waktu.”
Aneh, bila kau merasa sang Ksatria adalah pria seperti itu, mengapa kau masih saja menjaga perasaannya
Tak ingin membuat luka dihatinya
Seharusnya, bukankah ini hal yang bagus?
Ini adalah kesempatan dimana kau dapat menunjukkan pada Ksatriamu itu, inilah kau yang sebenarnya!
Dirimu yang tak lagi memiliki perasaan yang sama seperti dulu kepadanya, karena perasaan itu, hanya untuk Pangeranmu seorang sekarang
Lalu mengapa kau benar-benar tak mau melihat Ksatriamu itu bersedih melihat kau dengan sang Pangeran?
Ia takan mungkin keberatan, bukan?
Ia telah merelakanmu bersama pria yang kau cintai…

Namun, waktu tak memihakmu
Seperti dengan sengaja, ia mengatur semuanya
Mengatur agar mereka berdua bertemu, meskipun kau mencegahnya
Ketika kau naik diatas elang milik sang Pangeran, saat itu pula aku melihat sang Ksatria sedang berdiri mematung melihat Pangeran yang mempersilahkanmu naik diatas elangnya
Lalu, kaupun melihatnya sendiri…
Ksatriamu berlari, pergi menjauh dari hadapanmu dan Pangeranmu itu. Sambil mencoba tetap mengulas senyuman di wajahnya
Kau jadi merasa bimbang
Merasa sedih melihat Ksatriamu
Tapi tak mungkin kau menghentikan apalagi mengejarnya. Melakukan itu ketika Pangeranmu berada tepat di sampingmu
Tidak mungkin, itu hanya akan membuat masalah yang baru…

Biarkanlah Ksatriamu itu pergi…
Hatinya yang sakit melihat kau bersama Pangeran, pasti akan pulih kembali
Tak perlu kau khawatirkan tentang Ksatria berkuda putih itu
Biarkanlah Ksatriamu itu pergi…
Kaupun yakin, meski hubungan kalian tak seakrab dulu, hati kalian tetap memiliki perasaan yang sama, bukan? Meski perasaanmu untuknya, perlahan mulai semakin berkurang…
Sekarang, pergilah dengan Pangeranmu itu
Pergilah dengan elangnya, mengelilingi angkasa dengan bebas, tanpa harus ada beban yang harus kau bawa
Biarkan hatimu turut serta dalam kebahagiaan, tak usah kau kekang untuk sebuah perasaan yang menyesakkan
Biarkan ia bahagia, tanpa harus menunggu lagi sesuatu yang tak bisa menjadi kenyataan.
Jagalah hatimu untuk sang Pangeran
Biarkan ia menjaga dan melindungimu, memberimu kasih sayang, serta membuatmu bahagia.
Jangan biarkan keegoisan hatimu, membuat perjuangannya sia-sia.
Membuat hatinya tersakiti, membuatnya tak bisa lagi menemanimu
Biarkan ia mencintaimu dengan caranya sendiri
Meski sederhana, tapi mampu membuatmu merasa lebih bermakna.
Seperti yang kukatakan sebelumnya, jangan kau membenci Ksatriamu
Biarkan kisah kalian mengalir dengan sendirinya.
Dan kita akan melihat bagaimana akhirnya nanti…
Yang terpenting, kau harus bahagia, dengan siapapun engkau kini, dengan siapapun engkau nanti, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untukmu, Putri
Percayalah…

Dan terakhir, untukmu, sang Ksatria

Entah bagaimana perasaanmu sekarang kepada sang Putri
Apakah masih sama seperti dulu? Atau perlahan kau mulai bisa benar-benar merelakan dan melupakannya?
Namun tak ada salahnya bagimu untuk masih mencintainya
Sebelum janur kuning itu melengkung, kau berhak untuk mencintai sang Putri
Tetapi, jika ada seorang putri lain yang mencintaimu, tak ada salahnya juga bila kau mencoba membuka hati untuknya
Janganlah  terlalu mencintai hanya pada  satu orang didunia ini, karena apabila ia meninggalkanmu, duniamu akan terasa runtuh, seakan hanya tinggal kau sendirian yang ada di dunia ini
Jangan kekang hatimu untuk sebuah harapan yang sulit untuk diwujudkan.

Namun untuk kali ini, kau terlambat untuk mengejar sang Putri
Secepat apapun kuda putihmu itu berlari membawamu, ia tak bisa meraih sang elang
Elang itu terlalu terbang tinggi untuk kau gapai…
Tak usah khawatir, harapan yang kau genggam untuk bersamanya, mungkin dapat terwujud
Jika kalian memang di takdirkan untuk bersama, elang itu dapat kau kalahkan
Kuda putihmu dapat mengalahkan Elang sang Pangeran

Tapi, sekali lagi, kali ini kau terlambat, wahai Ksatria…

Say you're sorry
That face of an angel
Comes out just when you need it to

As I paced back and forth all this time
Cause I honestly believed in you

Holding on
The days drag on
Stupid girl,
I should've known, I should've known

[Chorus:]
I'm not a princess, this ain't a fairy tale,
I'm not the one you'll sweep off her feet,
Lead her up the stairwell
This ain't Hollywood, this is a small town,
I was a dreamer before you went and let me down,
Now it's too late for you and your white horse to come around

Maybe I was naïve,
Got lost in your eyes
And never really had a chance
My mistake, I didn't know to be in love
You had to fight to have the upper hand

I had so many dreams
About you and me
Happy endings
Now I know

[Chorus:]
That I'm not a princess, this ain't a fairy tale,
I'm not the one you'll sweep off her feet,
Lead her up the stairwell
This ain't Hollywood, this is a small town,
I was a dreamer before you went and let me down,
Now it's too late for you and your white horse to come around

And there you are on your knees,
Begging for forgiveness, begging for me
Just like I always wanted but I'm so sorry

Cause I'm not your princess, this ain't a fairytale,
I'm gonna find someone someday who might actually treat me well
This is a big world, that was a small town
There in my rear view mirror disappearing now
And it's too late for you and your white horse
Now it's too late for you and your white horse to catch me now

Oh, whoa, whoa, whoa
Try and catch me now
Oh, it's too late
To catch me now

Song by : Taylor Swift – White Horse
“Teruntuk: Sang Putri, Ksatria, dan Pangeran.”

Karya : Murfi Nurhasanah

0 komentar:

Posting Komentar

 
PiscesLeo? Blogger Template by Ipietoon Blogger Template